skip to main | skip to sidebar

♥ Tentang Kami ♥

Foto saya
Keluarga Kecil Hidayat
Cerita ini untuk anak-anakku tersayang, cerita tentang masa-masa emas waktu kecil, supaya mereka selalu ingat kalau Bunda dan Ayah selalu sayang mas Arka, Iyai Argi dan adek Arza..♥
Lihat profil lengkapku

♥ Tamu Kami ♥

♥ Translate ♥

♥ Daftar Isi ♥

  • ►  2013 (2)
    • ►  Juni (2)
  • ►  2012 (10)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Maret (6)
  • ►  2011 (26)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (7)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (11)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2010 (60)
    • ►  Desember (10)
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (11)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2009 (35)
    • ►  Desember (8)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
  • ▼  2008 (57)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (10)
    • ▼  Juli (17)
      • Hari Pertama TK-A
      • Tumis Kangkung
      • Rujak Serut ala Bunda
      • Suka Gigit
      • Jakarta oh Jakarta
      • Pangeran Zuko
      • Bebek Goreng Kaleyo
      • 3 Biang Rusuh
      • Gransazer
      • Wanita
      • Cara Membuat NPWP Pribadi
      • Kursi Nakal
      • 7 Mitos tentang Anak manja
      • Pelajaran dari Kung Fu Panda
      • Spam Email
      • Tattoo
      • Chart anak baik
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2007 (20)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2006 (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2005 (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2004 (4)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Juni (2)

♥ Cerita Kami ♥

  • Arkagi (78)
  • Arkagiza (8)
  • Artikel (29)
  • Ayah Euro Trip (7)
  • Cerita Bunda (17)
  • Dapur Bunda (16)
  • Haji 2010 (8)
  • Hidayat's Family (26)
  • Liburan 2011 (4)
  • Raisba Rahman (2)
  • Risiniti Hasbullah (6)
  • Ulasan Bunda (14)

Cerita untuk Taratugang

Selasa, 29 Juli 2008

Hari Pertama TK-A



Hari ini hari pertama di TK-A. Masnya agak grogi masuk kelas, maklum muridnya sekarang banyak, ada 16 anak, dulu di Playgroup cuma 7 anak. Ruang kelasnya juga berbeda-beda, ganti pelajaran ganti ruang kelas. Bikin masnya tambah grogi. Tapi ada yang asik nih, hari pertama ini ditandai dengan pelepasan balon Islamic. Ciee... anak-anak seneng banget lihat ada balon dihalaman sekolah. Jam 10.00 WIB semua kumpul di taman, berbaris lalu dikasih balon satu-satu. Semua teacher sudah wanti-wanti balonnya jangan dilepas dulu, nunggu aba-aba dari teacher. Dasar anak-anak, waktu batu pemberatnya digunting oleh teacher ada aja anak yang iseng melepas balonnya duluan, ada juga yang gak sengaja lepasnya trus nangis, akhirnya terpaksa teachernya beli balon extra hi..hi..hi... Mas Arka dapet balon gambar Dora warna orange, ada sticker Islamicnya, benang balonnya dipegang erat-erat, takut lepas. Begitu teacher hitung "1.....2.....3... yaaa lepasss!!!" masnya buru-buru lepas talinya. Waaaahhh.... senengnya lihat balon-balon warna-warni perlahan melayang diudara. Cantik. Semua anak teriak kegirangan. Semua? Wait,wait ada yang nangis juga karena balonnya lepas ternyata ha..ha..ha..
Diposting oleh Keluarga Kecil Hidayat di 22.37 Tidak ada komentar:
Label: Arkagi

Sabtu, 26 Juli 2008

Tumis Kangkung


Tumis ini makanan kesukaan Ayah, dimakan barengan nasi panas, ayam goreng ato tempe goreng dan sambel


Bahan :

25 gr kangkung

1 sdm udang kering (ebi), rendam, tiriskan, cincang kasar.

4 bh bawang putih, cincang halus

Gula pasir sesuai selera (buat ganti vetsin)

Garam secukupnya


Bumbu digerus kasar :

4 bh Cabe merah

Terasi panggang secukupnya


Cara membuat :

Panaskan 2 sdm minyak goreng

Masukkan bawang putih dan ebi, tumis sampai kecoklatan dan harum.

Kemudian masukkan bumbu yang sudah digerus kasar, aduk rata sampai harum.

Terakhir masukkan kangkungnya.

Masak sampai kangkung layu dan matang.

Sajikan panas dengan nasi panas dan tempe goreng.


Sedaaaapp..
Diposting oleh Keluarga Kecil Hidayat di 13.56 Tidak ada komentar:
Label: Dapur Bunda

Rujak Serut ala Bunda


Bahan :
1/2 kg Ubi Merah
1/2 kg Mangga Muda
1/2 kg Nanas Palembang (gak narsis tapi emang nanas ini yang enyak)
1/2 kg kedondong
1/2 kg Bengkuang
1/2 kg Ketimun
1/2 kg Pepaya Muda

Bumbu :
1/2 kg gula jawa (ato sesuai selera deyy)
5 buah cabe merah
5 buah cabe rawit (kalo gak tahan pedes boleh dikurangi ato diilangin)
1 sdt Terasi bakar
1 sdt garam
1 sdt asam Jawa

Cara Membuat :
1. Kupas, cuci dan serut kasar semua bahan
(nanas boleh dipotong kotak aja, mangga muda boleh gak dikupas)
2. Haluskan bumbu-bumbu.
3. Tuang bumbu ke dalam wadah buah serut, aduk rata.
4. Koreksi rasanya
5. Simpen dikulkas sampe dingiiiiiinn
6. Makan deh, segerrrr....
Diposting oleh Keluarga Kecil Hidayat di 08.45 Tidak ada komentar:
Label: Dapur Bunda

Rabu, 23 Juli 2008

Suka Gigit

Dede Arginya lagi punya kebiasaan jelek, suka gigit orang!! Yang jadi korbannya sudah banyak ; Bunda, mbak Sipon, mas Arka sekarang kena ke Ayah, paling parah nih. Ayah marah banget ke dede Argi, la wong lagi enak-enak tiduran dedenya iseng gigit keras-keras ampun deh De. Semua anak emang ada fase suka gigit kali ya, dulu masnya sempet suka gigit juga tapi gak separah ini. Malah Bunda gak inget juga sih apa masnya suka gigit ato nggak. Sudah dibilangin ke Dede cara halus gak mempan, dihukum dikursi nakal gak ngaruh duh, gimana ya?? Mungkin Dedenya mau tumbuh gigi tapi masa semua digigit sih?? Heran deh, lihat nih, tangan Ayah sampai lebam. Kemarin kaki Bunda yang jadi sasaran. Sakit banget lho, suwer!! Sudahannya emang Dede kelihatan menyesal, dia sempet bilang " gak papa??.. ayah gak papa??" dengan wajah prihatin, tapi yaa.. Ayahnya sudah keburu marah laa yaww.. ck..ck..ck.. Dede Argi.. Dede Argi.. jangan diulangi ya!!!
Diposting oleh Keluarga Kecil Hidayat di 22.22 Tidak ada komentar:
Label: Arkagi

Jakarta oh Jakarta


Artikel ini didapat dari milis Dunia Ibu. Tentang wajah Jakarta yang digambarkan seorang penulis dan jurnalis amerika -Andre Vltchek.. Meski mungkin beberapa data statistik kurang tepat, tapi cukup lugas dan cukup memberi informasi buat kita melihat Potret Jakarta yang sesungguhnya (miris banget euyy) ..

By the way, tulisan ini sudah di-copy di beberapa blog... (jadi Bunda ikutan copy juga)

Jakarta: In Need of Improvements
by : Andre VitchekWorldpress.org
contributing editor July 26, 2007
Versi Indonesianya (dibawah ada versi aslinya)


Pada saat ini, gedung pencakar langit, jalanan macet dipadati oleh ratusan ribu kendaraan, dan mal-mal raksasa telah menjadi pusat kebudayaan Jakarta , yang notabene merupakan kota terbesar ke-4 di dunia.Terjepit diantara gedung tinggi, terhampar perkampungan dimana bermukim sebagian besar penduduk Jakarta yang tidak memiliki akses sanitasi dasar,air bersih atau pengelolaan limbah. Disaat hampir semua kota-kota utama lain di Asia Tenggara menginvestasikan dana besar-besaran untuk transportasi publik, taman kota,taman bermain, trotoar besar, dan lembaga kebudayaan seperti museum, gedungkonser, dan pusat pameran, Jakarta tumbuh secara BRUTAL dengan berpihak hanya pada PEMILIK MODAL dan TIDAK PEDULI akan nasib mayoritas penduduknya yang MISKIN.


Kebanyakan penduduk Jakarta belum pernah pergi ke luar negeri,sehingga mereka tidak dapat membandingkan kota Jakarta dengan KualaLumpur atau Singapura, Hanoi atau Bangkok . Liputan dan statistik pembanding juga jarang ditampilkan oleh media massa setempat. Meskipun bagi para wisatawan asing Jakarta merupakan NERAKA DUNIA, media massa setempat menggambarkan Jakarta sebagai kota "modern", "kosmopolitan" ,dan "metropolis" . Para pendatang atau wisatawan seringkali terheran-heran dengan kondisi Jakarta yang tidak memiliki taman rekreasi publik. Bangkok, yang tidak dikenal sebagai kota yang ramah publik, masih memiliki beberapa taman yang menawan. Bahkan, Port Moresby, ibukota Papua Nugini, yang miskin,terkenal akan taman bermain yang besar, pantai dan jalan setapak dipinggir laut yang indah. Tapi di Jakarta kita perlu biaya untuk segala sesuatu. Banyak lahan hijau diubah menjadi lapangan golf demi kepentingan orang kaya. Kawasan Monas seluas kurang lebih 1 km persegi bisa jadi merupakan satu-satunya kawasan publik di kota berpenduduk lebih dari 10 juta orang ini. Meskipun menyandang predikat kota maritim, Jakarta telah terpisah dari laut dengan Ancol menjadi satu-satunya lokasi rekreasi yang sebenarnya hanya berupa pantai kotor. Bahkan kalau mau jalan-jalan ke Ancol, satu keluarga dengan 4 orang anggota keluarga harus mengeluarkan uang Rp 40.000 untuk tiket masuk,satu hal yang tak masuk akal di belahan lain dunia.


Beberapa taman publik kecilpun kondisinya menyedihkan dan tidak aman. Sama sekali tidak ditemui tempat pejalan kaki di seluruh penjuru kota(tempat pejalan kaki yang dimaksud adalah sesuai dengan standar"internasional" ). Nyaris seluruh kota-kota di dunia (kecuali beberapakota di AS, seperti Houston dan LA) ramah terhadap pejalan kaki. Mobil seringkali tidak diperkenankan berkeliaran di pusat kota . Trotoar yang lebar merupakan sarana tr ansportasi publik jarak pendek yang paling efisien, sehat, dan ramah lingkungan di daerah yang padat penduduk. Di Jakarta, nyaris tidak dijumpai bangku untuk duduk dan rileks, tidak ada keran air minum gratis atau toilet umum. Ini memang remeh, tapi sangat penting, merupakan suatu detil yang menjadi simbol kehidupan perkotaan di bagian lain dunia. Sebagian besar kota-kota dunia, ingin dikunjungi dan dikenang akan kebudayaannya. Singapura sedang berupaya mengubah citra kota belanjanya menjadi jantung kesenian Asia Tenggara. Esplanade Theatre yang monumental telah mengubah wajah kota Singapura, dimana ia menawarkan konser musik klasik, balet, dan opera internasional kelas satu, disamping pertunjukan artis kontemporer kawasan. Banyak pertunjukan yang disubsidi dan seringkali gratis atau murah, bila dibandingkan dengan pendapatan warga kota yang relatif tinggi. Kuala Lumpur menghabiskan $100 juta untuk membangun balai konser Philharmonic yang terletak persis dibawah Petronas Tower , salah satu gedung tertinggi di dunia. Balai konser prestisius dan impresifini mempertunjukkan grup orkestra lokal dan internasional. KualaLumpur juga sedang menginvestasikan beberapa juta dolar untuk memugar museum dan galeri, dari Museum Nasional hingga Galeri Seni Nasional. Hanoi bangga akan budaya dan seninya, yang dipromosikan guna menarik jutaan turis untuk mengunjungi galeri-galeri lukisan yang tak terhitung jumlahnya, dimana lukisan tersebut merupakan salah satu yangterbaik di Asia Tenggara. Gedung Operanya yang dipugar secara reguler mempertunjukkan pagelaran musik Asia dan Barat. Candi-candi dan istana kolosal di Bangkok eksis berdampingan dengan teater dan festival film internasional, klub jazz yang tak terhitungjumlahnya, dan juga pilihan kuliner otentik dari segala penjuru dunia.Kalau bicara musik dan kehidupan malam, tak ada kota di Asia Tenggara yang semeriah Manila .


Nah, sekarang balik ke Jakarta . Siapapun yang bernah berkunjung ke"perpustakaan umum" atau gedung Arsip Nasional pasti tahu bedanya. Tak heran, dalam pendidikan Indonesia, budaya dan seni tidak dianggap"menguntungkan" (kecuali musik pop), sehingga menjadi tidak relevan.Indonesia merupakan negara dengan ANGGARAN PENDIDIKAN TERENDAH nomor 3 didunia - (menurut The Economist, hanya 1,2% dari PDB) setelah Guyana Khatulistiwa dan Ekuador (di kedua negaratersebut keadaan sekarang berkembang cepat berkat pemerintahan baruyang progresif). Museum di Jakarta berada dalam kondisi memprihatinkan, sama sekali tidak menawarkan eksibisi internasional. Museum tersebut terlihat seperti berasal dari zaman baheula dan tak heran kalau Belanda yang membangun kesemuanya. Tidak hanya koleksinya yang tak terawat, tapi juga ketiadaan unsur-unsur modern seperti kafe, toko cinderamata, tokobuku atau perpustakaan publik. Kelihatannya manajemen museum tidak punya visi atau kreativitas. Bahkan, meskipun mereka punya visi atau kreativitas, pasti akan terkendala dengan ketiadaan dana.


Sepertinya Jakarta tidak punya perencana kota, hanya ada pengembang swasta yang tidak punya respek atau kepedulian akan mayoritas penduduk yang miskin (mayoritas besar, tak peduli apa yang dikatakan oleh data statistik yang seringkali DIMANIPULIR pemerintah). Kota Jakarta praktis menyerahkan dirinya ke sektor swasta, yang kini nyaris mengendalikan semua hal, mulai dari perumahan hingga ke area publik. Sedangkan beberapa dekade yang lalu di Singapura, dan baru-baru ini di Kualalumpur, mereka berhasil menghilangkan total perkampungan kumuh dari wilayah kota, namun Jakarta tidak mampu atau tidak mau memberikan warganya perumahan bersubsidi dengan harga terjangkau yang dilengkapi dengan air ledeng, listrik, sistem pembuangan limbah, taman bermain,trotoar dan sistem transportasi massal. Selain Singapura, Kualalumpur dengan berpenduduk hanya 2 juta jiwa memiliki satu jalur Metro (Putra Line), satu monorail, beberapa jalur LRT Star yang efisien, dan jaringan kereta api kecepatan tinggi yang menghubungkan kota dengan ibu kota baru Putra jaya. Sistem"RApid" memiliki ratusan bus modern, bersih, dan ber-AC. Tarifnya disubsidi, tiket bus Rapid hanya sekitar 2 Ringgit (kurang lebih Rp 4600) untuk penggunaan tak terbatas sepanjang hari di jalur yang sama.Tiket abonemen bulanan dan harian yang sangat murah juga tersedia. Bangkok menunjuk kontraktor Siemens dari Jerman untuk membangun 2 jalur panjang "Sky Train" dan satu jalur metro. Bangkok juga memanfaatkan sungai dan kanal sebagai transportasi publik dan objek wisata. Pemerintahan kota Bangkok juga mengklaim bahwa mereka sedang membangun jalur tambahan sepanjang 80 km untuk sistem tersebut guna meyakinkan penduduk untuk meninggalkan mobil mereka di rumah dan memanfaatkan transportasi umum. Bus-bus kuno yang berpolusi sudah sepenuhnya dilarang beroperasi di Hanoi , Singapura, Kualalumpur, dan Bangkok .


Jakarta ? Berkat korupsi dan pejabat pemerintahan yang tak kompeten, Jakarta tenggelam dalam kondisi yang berkebalikan dengan kota-kota tersebut. Mercer Human Resource Consulting, dalam laporannya tentang kualitas hidup, menempatkan Jakarta di posisi setara dengan kota-kota miskin di Afrika dan Asia Selatan, bahkan dibawah kota Nairobi dan Medellin. Walaupun Jakarta menjadi salah satu ibukota terburuk di dunia, hidup disana tidaklah murah.Menurut Survey Mercer Human Resource Consultingtahun 2006, Jakarta menduduki peringkat 48 kota termahal di dunia untuk ekspatriat, jauh diatas Berlin (peringkat 72), Melbourne (74)dan Washington DC (83). Nah, kalau untuk ekspatriat saja mahal,apalagi buat penduduk lokal yang pendapatan perkapita DIBAWAH $1000?? Anehnya, orang Jakarta diam seribu bahasa. Mereka pasrah akan kualitas udara yang jelek, terbiasa dengan pemandangan pengemis di perempatan jalan, dengan kampung kumuh di bawah jalan layang dan di pinggir sungai yang kotor dan penuh limbah beracun, dengan kemacetan berjam-jam, dengan banjir dan tikus.


Kalau saja ada sedikit harapan, kebenaran pasti akan terucap, dan semakin cepat semakin baik. Hanya diagnosis kejam dan realistis yang bisa mengarah pada obat. Betapapun pahitnya kebenaran, tetap saja lebih baik ketimbang dusta dan penipuan. Jakarta telah tertinggal jauh dibelakang ibukota lain negara tetangga dalam hal estetika, pemukiman,kebudayaan, transportasi, dan kualitas dan higiene makanan. Sekarang Jakarta telah kehilangan kebanggaan dan mesti belajar dari Kualalumpur, Singapura, Brisbane, dan bahkan dalam beberapa hal dari tetangganya yang lebih miskin seperti Port Moresby, Manila, dan Hanoi. Data statistik harus transparan dan tersedia luas. Warga harus belajar bertanya dan bagaimana untuk memperoleh jawaban dana kuntabilitas. Hanya kalau mereka memahami seberapa dalamnya kota mereka telah terperosok, maka barulah ada harapan. "Kita harus berhati-hati" kata produser film Malaysia dalam perayaan tahun baru diKualalumpur. " Malaysia punya banyak masalah. Kalau kita tidakhati-hati, dalam 20-30 tahun Kualalumpur akan bernasib sama seperti Jakarta !


Dapatkah pernyataan ini dibalik? Mampukah Jakarta menemukan kekuatan dan solidaritas untuk mobilisasi sehingga dapat menyaingi Kualalumpur? Mampukah kecukupan mengatasi keserakahan? Dapatkah korupsi diberantas dan diganti dengan kreatifitas? Akankah ukuran vila pribadi mengecil, dan kawasan hijau, perumahan publik, taman bermain, perpustakaan,sekolah dan rumah sakit berkembang pesat?


Sedihkan bacanya??

Nah, ini tulisan aslinya :


Today, high-rises dot the skyline, hundreds of thousands of vehiclesbelch fumes on congested traffic arteries and super-malls have become thecultural centers of gravity in Jakarta , the fourth largest city in theworld. In between towering super-structures, humble kampongs house themajority of the city dwellers, who often have no access to basic sanitation,running water or waste management.While almost all major capitals in the Southeast Asian region areinvesting heavily in public transportation, parks, playgrounds,sidewalks and cultural institutions like museums, concert halls andconvention centers, Jakarta remains brutally and determinately'pro-market' profit-driven and openly indifferent to the plight of amajority of its citizens who are poor. Most Jakartans have never left Indonesia , so they cannot comparetheir capital with Kuala Lumpur or Singapore ; with Hanoi or Bangkok .Comparative statistics and reports hardly make it into the localmedia. Despite the fact that the Indonesian capital is for manyforeign visitors a 'hell on earth,' the local media describes Jakartaas "modern," "cosmopolitan, " and "a sprawling metropolis . Newcomers are often puzzled by Jakarta 's lack of public amenities.Bangkok , not exactly known as a user-friendly city, still has severalbeautiful parks. Even cash-strapped Port Moresby , capital of PapuaNew Guinea , boasts wide promenades, playgrounds, long stretches ofbeach and sea walks. Singapore and Kuala Lumpur compete with eachother in building wide sidewalks, green areas as well as culturalestablishments. Manila , another city without a glowing reputation forits public amenities, has succeeded in constructing an impressive seapromenade dotted with countless cafes and entertainment venues whilepreserving its World Heri tage Site at In tramuros. Hanoi repaved itswide sidewalks and turned a park around Huan-Kiem Lake into anopen-air sculpture museum. But in Jakarta , there is a fee for everything. Many green spaces havebeen converted to golf courses for the exclusive use of the rich. Theapproximately one square kilometer of Monas seems to be the only realpublic area in a city of more than 10 million. Despite being amaritime city, Jakarta has been separated from the sea, with the onlyfocal point being Ancol, with a tiny, mostly decrepit walkway alongthe dirty beach dotted with private businesses .Even to take a walk in Ancol, a family of four has to spendapproximately $4.50 (40,000 Indonesian Rupiahs) in entrance fees,something unthinkable anywhere else in the world. The few tiny publicparks which survived privatization are in desperate condition andmostly unsafe to use. There are no sidewalks in the entire city, if one appliesinternational standards to the word "sidewalk." Almost anywhere in theworld (with the striking exception of some cities in the United State,like Houston and Los Angeles ) the cities themselves belong topedestrians. Cars are increasingly discouraged from travelling in thecity centres. Wide sidewalks are understood to be the most ecological,healthy and efficient forms of short-distance public transportation inareas with high concentrations of people.In Jakarta , there are hardly any benches for people to sit and relax,and no free drinking water fountains or public toilets. It is thesesmall, but important, 'details' that are symbols of urban lifeanywhere else in the world. Most world cities, including those in the region, want to be visitedand remembered for their culture. Singapore is managing to change its'shop-till-you- drop' image to that of the centre of Southeast Asianarts. The monumental Esplanade Theatre has reshaped the skyline,offering first-rate international concerts in classical music, opera,ballet, and also featuring performances from some of the leadingcontemporary artists from the region. Many performances are subsidizedand are either free or cheap, relative to the high incomes in thecity-state.Kuala Lumpur spent $100 million on its philharmonic concert hall, whichis located right under the Petronas Towers , among the tallestbuildings in the world. This impressive and prestigious concert hallhosts local orches tr a companies as well top internationalperfor mers.The city is currently spending further millions to refurbish itsmuseums and galleries, from the National Museum to the National ArtGallery . Hanoiis proud of its culture and arts, which are promoted as its majorat tr action millions of visitors flock into the city to visitcountless galleries stocked with canvases, which can be easilydescribed as some of the best in Southeast Asia . Its beautifullyrestored Opera House regularly offers Western and Asian music treats.Bangkok's colossal temples and palaces coexist with ex tr emelycosmopolitan fare international theater and film festivals, countlessperformances, jazz clubs with local and foreign artists on the bill,as well as authentic culinary delights from all corners of the world.When it comes to music, live performances and nightlife, there is nocity in Southeast Asia as vibrant as Manila .Now back to Jakarta . Those who have ever visited the city's 'publiclibraries' or National Archives building will know the difference. Nowonder; in Indonesia education, culture and arts are not considered tobe 'profitable' (with the exception of pop music), and are thereforemade absolutely irrelevant. The country spends the third lowest amountin the world on education (according to The Economist, only1.2 percentof its GDP) after Equatorial Guinea and Ecuador (there the situationis now rapidly improving with the new progressive government).Museums in Jakarta are in appalling condition, offering absolutely noimportant international exhibitions. They look like they fell on thecity from a different era and no wonder the Dutch built almost all ofthem. Not only are their collections poorly kept, but they lackelements of modernity there are no elegant cafes, museum shops,bookstores or even public archives. It appears that the individualsrunning them are without vision and creativity. However, even if theydid have inspired ideas, there would be no funding to carry them out.It seems that Jakarta has no city planners, only private developersthat have no respect for the majority of its inhabitants who are poor(the great majority, no matter what the understated and manipulatedgovernment statistics say). The city abandoned itself to the privatesector, which now controls almost everything, from residential housingto what were once public areas.While Singapore decades ago, and Kuala Lumpur recently, managed tofully eradicate poor, unsanitary and depressing kampongs from theirurban areas, Jakarta is unable or unwilling to offer its citizenssubsidized, affordable housing equipped with running water,electricity, a sewage system, wastewater tr eatment facilities,playgrounds, parks, sidewalks and a mass public transportation system.Rich Singapore aside, Kuala Lumpur with only 2 million inhabitantsboasts one metroline (Putra Line), one monorail, several efficientStar LRT lines, suburban tr ain links and high-speed rail systemconnecting the city with its new capital Putrajaya. The "Rapid" systemcounts on hundreds of modern, clean and air-conditioned buses. Transitis subsidized; a bus ticket on "Rapid" costs only $.60 (2 MalaysianRinggits) for unlimited day use on the same line. Heavily discounteddaily and monthly passes are also available.Bangkok contracted German firm Siemens to build two long "Sky Train"lines and one me tr o line. It is also utilizing its river andchannels as both public transportation and as a tourist attraction.Despite this enormous progress, the Bangkok city administration claimsthat it is building an additional 50 miles (80 kilometers) of tracksfor these systems in order to convince citizens to leave their cars athome and use public transportation. Polluting pre-historic buses arebeing banned from Hanoi , Singapore , Kuala Lumpur and gradually fromBangkok . Jakarta , thanks to corruption and phlegmatic officials, isin its own league even in this field.Mercer Human Resource Consulting, in its reports covering quality oflife, places Jakarta repeatedly on the level of poor African and SouthAsian cities, below metropolises like Nairobi and Medellin .Considering that it is in the league with some of the poorest capitalsof the world, Jakarta is not cheap. According to the Mercer HumanResource Consulting 2006 Survey, Jakarta ranked as the 48th mostexpensive city in the world for expatriate employees, well aboveBerlin (72nd), Melbourne (74th) and Washington D.C. (83rd). And if itis expensive for expa tr iates, how is it for local people with a GDPper capita below $1,000?Curiously, Jakartans are silent. They have become inured to appallingair quality just as they have gotten used to the sight of childrenbegging, even selling themselves at the major intersections; to entirecommunities living under elevated highways and in slums on the shoresof canals turned into toxic waste dumps; to the hours-long commutes;to floods and rats.But if there is to be any hope, the truth has to eventually be told,and the sooner the better. Only a realistic and brutal diagnosis canlead to treatment and a cure. As painful as the truth can be, it isalways better than self-deceptions and lies. Jakarta has fallendecades behind capitals in the neighbouring countries in aesthetics,housing, urban planning, standard of living, quality of life, health,education, culture, transportation, food quality and hygiene. It hasto swallow its pride and learn from Kuala Lumpur , Singapore ,Brisbane and even in some instances from its poorer neighbours likePort Moresby , Manila and Hanoi .Comparative statistics have to be transparent and widely available.Citizens have to learn how to ask questions again, and how to demandanswers and accountability. Only if they understand to what depthstheir city has sunk can there be any hope of change. "We have to watchout," said a concerned Malaysian filmmaker during New Year's Evecelebrations in Kuala Lumpur . " Malaysia suddenly has too manyproblems. If we are not careful, Kuala Lumpur could end up in 20 or 30years like Jakarta !"Could this statement be reversed? Can Jakarta find the strength andsolidarity to mobilize in time catch up with Kuala Lumpur ? Candecency overcome greed? Can corruption be eradicated and replaced bycreativity? Can private villas shrink in size and green spaces, publichousing, playgrounds, libraries, schools and hospitals expand?


An outsider like me can observe, tell the story and ask questions.

Diposting oleh Keluarga Kecil Hidayat di 16.33 Tidak ada komentar:
Label: Artikel

Selasa, 15 Juli 2008

Pangeran Zuko

Pagi ini seperti biasa sehabis mandi Bunda, Mas Arka dan dede Argi duduk-duduk didepan TV sambil makan dan nonton Avatar. Ceritanya pangeran Zuko dan pamannya dikejar-kejar tentara negara api, supaya gak ketangkep mereka potong rambut.
Arka : Kenapa pangeran Zukonya potong rambut Bunda?
Bunda : Supaya gak ketangkep
Arka : Kenapa?
Bunda : Kalo potong rambut mukanya jadi gak dikenalin lagi oleh tentara negara api, mas
Arka : Kalo Arka potong rambut nanti muka Arka juga gak dikenalin teacher dowk (sambil nyengir jail)
Bunda : hah?? (gak bisa ngomong)
Arka : Kenapa rambutnya dibuang ke sungai?
Bunda : Supaya hilang rambutnya, jadi tentara negara api gak bisa nemu-in pangeran Zuko dan pamannya.
Arka : Kok dibuang kesuangai?
Bunda : Iya, supaya hanyut terbawa air, jadi gak ketawan mereka ada disitu. Supaya gak ketangkep.
Arka : Kok gak dikantong sampah?? Nanti banjir...
Diposting oleh Keluarga Kecil Hidayat di 08.52 Tidak ada komentar:
Label: Arkagi

Sabtu, 12 Juli 2008

Bebek Goreng Kaleyo

Sejak semua nikah, kita sekeluarga (Raisba Rahman) emang jarang banget ngumpul. Semua sudah sibuk dengan keluarga masih-masing, kalo gak sibukpun pasti adaaaa aja yang berhalangan hadir (jadinya gak lengkap terus deh). Bisa dimaklum sih, anaknya aja ada 6 orang plus suami ato istri masing-masing plus cucu-cucu yang sudah mulai gede-gede yaa susaaahhh la yaw buat dikumpulin, kecuali ada acara yang penting banget. Tapi Sabtu ini alhamdulillah semua bisa dateng. Awalnya dari SMS auntie Mamey (tengkyu banget yaakkk) yang ngajak makan bebek goreng. Ayah tadinya gak bisa soalnya ada training didaerah Jatipadang, tapi makan-makan gitu loohh masa' ditolak, akhirnya diatur deh waktunya. Pagi-pagi kita mampir dulu di La Sara (toko bahan kue) beli kotak-kotak mika untuk Kukis pesenan tante Fika. Trus langsung meluncur ke rumah eyang. Dirumah Eyang ternyata sudah ada om Sony (yang lagi ditinggal tante Diasnya miting). Jam 1-an om Sony-nya meluncur jemput tante Dias, jam 1/2 2 -an Eyang pergi cari-cari genteng. Waks, Bunda, mas dan dede ditinggal jaga rumah . Boring juga dikit. Nunggu-nunggu-nunggu akhirnya Bude Rini beserta keluarga dateng disusul om Budi dan Tante Cristine, kemudian Om Arief beserta rombongan, magrib baru Ayah dateng, alhamdulillah. Setelah semua sholat magrib, baru kita semua meluncur menuju ke lokasi bebek goreng Kaleyo di Cempaka Putih, persis dibelakang Dwima (om Sony dan Om Aldi katanya mau nyusul). Ayah sempet salah jalan waktu di flyover dan jadinya marah-marah karena capek dan kelaperan habis pulang training. Sampe dilokasi masyaallah penuh banget, sempet ilfil liatnya suwer! Apalagi liat yang antri meja berjubel-jubel gitu haduuhhh pengen balik aja deh cari tempat yang lebih nyaman. Tapi liat Eyang-eyang udah duduk manis diposisi, apadaya, akhirnya Ayah cari parkir juga alhamdulillah gak jauh-jauh amat parkirnya, didepan optik (ketemu om Sony dan Tante Dias nih diparkiran) Fiiuuhh, penuh sesak, sumpek, antri, panas (sambil Bunda bayangin bebek goreng yang keras dan alot). Kita juga duduknya mencar-mencar. Untung ada pakde Arief yang sibuk atur-atur posisi dan menu, jadi kita bisa diduluin dehh (ya iyaa laa siapa coba yang berani ngadepin orang segini banyak he..he..) Bunda Lansung pesennya bebek cabe ijo, Ayah pesen bebek goreng. Nunggu-nunggu bentar ttrus jreng-jreng dateng deehh pesenannya. Waahh ternyata tampilannya asik nih. Bebek Cabe ijonya tuh ditaro dipiring dari anyaman rotan dan dialas daun pisang, plus lalapan. Rasanya? Nikmaattt, lezaatt, empuk, gurih dan bumbunya pas meresap!! Gak seperti bayangan Bunda tentang daging bebek yang keras dan alot , disini daging bebeknya empuk-puk gak pake susah gigitnya. Pokoknya endang badendang deehh suwerr! Ada hati ampelanya pula plus tahu goreng dan sambel mangga muda aduuhh lezzattoo. Tante Dias sampe gak ngobrol tuh makannya hi..hii Saking nikmatnya malah Bunda sempet sebel karena dede Arginya nangis kepanasan (duh, maaf ya dek bebeknya mengiurkan sekali seh, gak bisa ditinggal he..he..maaf-maaf..) Kalo pesenannya Ayah bebek goreng macem ayam goreng keremes gitu deh, sama di taro dipiring rotan juga plus alas daun pisang plus lalapan. Bunda gak nyobain, sibuk dengan bebek cabe ijonya Bunda yang maknyuss itu. By the way, Ayah ternyata habis 2 porsi bebek goreng plus nasi uduknya loh, hallahh.. laper beneran ato doyan hi..hi... kayaknya sih laper, la wong dari dijalan udah marah-marah gitu..(takut keabisan kali soalnya pake acara nyasar).
Eeeee, lagi asik-asiknya berpeluh keringet karena makan bebek, om Aldi beserta rombongan dateng. Ada Ilhan dan sikecil Fisa, aduuhh Fisa ikutan dibawa??!!! Untung dianya tidur nyenyak, jadi gak rewel, secara tempatnya gak asik banget buat bawa bayi-bayi. Alhamdulillah gak ada insiden yang berarti, semua kenyang semua senang. Eh, wait-wait, ada ding sedikit insiden, saking banyaknya yang dateng ingin makan bebek, minuman pesenan om Aldi, tante Fika, mbak Sipon dan Mbak Sur gak dateng-dateng. Padahal sambelnya si bebek puedesnya minta ampun, kebayangkan gimana muka mereka nunggu air minum?? Merah, kuning, ijo dilangit yang biruu hu..hu..hu.. Huh, untung ada Holland Bakery, bisa beli aqua disitu deh, sekalian ngadem, soalnya anak-anak (Arka, Argi dan Fatia) rewel kegerahan. Ssttt, ternyata kita ditraktir auntie Mamey loh!! (makasih again yaa..) Acara apa? Gak tau juga pilih aja salah satu ini :
1. Dalam Rangka merayakan Ulang tahunnya yang kesekian (met Ulang Tahun ya Mey, semoga panjang umur, murah rejeki, dan sehat selalu)
2. Dalam rangka merayakan diterimanya kembali jadi wanita karir (maksudnya traktiran gaji pertama kali ya?)
3. Dalam rangka syukuran mobil baru? Hmm..... atooo...
4. Dalam rangka merayakan Ulang Tahunnya Sony (Hah??? Gaaakkk mungkiiiiiinnn..........kabur aahhh!)
By the way, kita sekeluarga sempet foto-foto didepan Holland Bakery, semua ngumpul kecuali : Pak De Sabar, Kakak Farah & Kakak Ifa yang duluan nunggu dimobil (takut disuruh bayar yaa..?), Fisa gak keliatan padahal hadir (keliatan strollernya aja). Say cheeseee semuaaa.. klik! (makasih mbak Sur sudah jadi fotografer dadakan, hasilnya oke looh))
Diposting oleh Keluarga Kecil Hidayat di 19.10 Tidak ada komentar:
Label: Ulasan Bunda

Kamis, 10 Juli 2008

3 Biang Rusuh

Ini nih 3 biang rusuh dirumah kita. Ayah, Mas Arka dan dede Argi. Kalo mereka ngumpul alamat berantakan total kamer Bunda. Mereka main loncat-loncatan, main kuda-kuda-an, berantem-beranteman sambil teriak-teriak ala Indian.. Kalo Ayah belum pulang pas Adzan magrib, mas dan dedenya udah kayak cacing kepanasan bolak-balik liat-liat jendela. Begitu ada bunyi tiin-tiiin (maksudnya suara klakson mobil Ayah) langsung berhamburan keluar deh menyambut Ayah dateng sambil teriak-teriak "Ayahh!! Ayahh!! Ayah!!!" kayak difilm India he..he.. Trus mulai deh aksi kuda-kuda-an dan indian-indianannya. Padahal Ayahnya capek looh baru nyampe pulang kerja, tapi sayang anak namanya juga, yaa diturutin deh. He..he..he.. Selesai sholat magrib langsung deh adegan laganya. Mas dan dede Argi rebutan naik kepunggung Ayah. Teriak-teriak dan loncat-loncat. Ayahnya juga ketawa-ketiwi gitu deh disiksa anak-anaknya. Bahagiaaanyaa.....
Diposting oleh Keluarga Kecil Hidayat di 09.54 Tidak ada komentar:
Label: Arkagi

Gransazer

Mas Arka lagi seneng banget nonton film Gransazer ini nih. Sampe hafal nama-nama anggota Gransazernya. Ada Tenma (idolanya mas), ada Mika, Ken, Ryouko (cewek paling cakep, mas Arka juga suka sama Ryoko ini hi..hi.hi..), Dr.Akira, Jin, Naoto, Ran, Gau, Makoto, Ai dan terakhir Tappei (12 orang boo..)
Bunda aja pake contekan nihh nulis nama-namanya he..he..
Btw, sejak tau kalo Gransazer ini ada di negara Jepang mas Arka jadi bercita-cita ingin kesana. Hampir setiap hari dia tanya tentang negara Jepang. Ada dimana? Bunda ambil atlas deh kasih lihat negara Jepang. Baju-baju orangnya kayak gimana? Bunda browsing deh diinternet cari gambar baju-baju Jepang. Rumahnya kayak gimana? Cari diinternet juga. Makanannya seperti apa? Ada mall gak? Ada salju gak? Kenapa kita gak kesana? kenapa dinegara kita gak ada salju, kenapa ayah gak jadi Gransazer? kan Ayah sudah setinggi Tenma, kenapa dinegara Indonesia gak ada monsternya? Kenapa kita gak bisa terbang? Alamaakkk.. bingung juga Bunda jawabnya hii..hii....
Sejak nonton film ini juga mas Arka dan dede Argi jadi sedikit agresif nihh. Suka pukul-pukul, suka berantem-beranteman, suka loncat sana-sini. Aahh, jadi pusiing..
Akhirnya dibikin deh peraturan baru oleh Bunda :
Boleh nonton Gransazer kalo dalam 1 minggu gak pukul-pukulan
(jadi 1 minggu 1x aja he..he..) dan berhasil alhamdulillah.. mas dan dede (terutama mas Arkanya) jadi gak terlalu agresif lagi
Diposting oleh Keluarga Kecil Hidayat di 08.30 Tidak ada komentar:
Label: Arkagi

Rabu, 09 Juli 2008

Wanita

Ada artikel bagus dari milis, Bunda posting ini diblog dengan harapan semoga nantinya mas Arka, dede Argi dan semua yang baca artikel ini bisa menjaga kaum wanita seperti yang diperintahkan Allah S.W.T amin.
Kaum feminis bilang susah jadi wanita, lihat saja beberapa contoh peraturan dibawah ini :
1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.
2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah, tetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.
4. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.
5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
6. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada isterinya.
7. Talak terletak di tangan suami dan bukan isteri.
8. Wanita kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid dan nifas yang tak ada pada lelaki.
Itu sebabnya mereka (kaum feminis) tidak henti-hentinya berpromosi untuk "Memerdekakan Wanita ".
Tapi...pernahkah kita lihat dari sisi lain (kenyataannya)?
Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan di tempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak akan dibiar terserak bukan? Itulah perbandingannya dengan seorang wanita.
Wanita perlu taat kepada suami,
tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya?
Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki,
tetapi tahukah harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, sementara apabila lelaki menerima warisan, ia perlu / wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anak?
Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak,
tetapi tahukah bahwa setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan tahukah jika ia mati karena melahirkan adalah syahid dan surga menantinya?
Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap 4 wanita, yaitu: Isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki, yaitu : suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.
Seorang wanita boleh memasuki pintu surga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja, yaitu : sholat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.
Seorang lelaki wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi wanita jika taat akan suaminya serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.
Diposting oleh Keluarga Kecil Hidayat di 10.14 Tidak ada komentar:
Label: Artikel

Cara Membuat NPWP Pribadi

Jakarta (ANTARA News) - Ketentuan bebas fiskal bagi pemilik Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) akan mulai diterapkan 1 Januari 2009 dan ditargetkan akan bebas fiskal sepenuhnya mulai 1 Januari 2011.“Ketentuan bebas bayar fiskal bagi yang punya NPWP mulai 1 Januari 2009 dan diharapkan mulai 1 Januari 2011 tidak ada lagi fiskal. Kita pakai waktu 2 tahun untuk membuat orang mempunyai NPWP,” kata Dirjen Pajak Darmin Nasution di Jakarta, Selasa. Ketentuan tersebut diatur dalam RUU tentang Pajak Penghasilan (PPh) yang saat ini tengah dalam penyelesaian pembahasan di DPR. Ia menyebutkan, NPWP sebenarnya menggunakan konsepsi keluarga di mana anggota keluarga dapat menggunakan NPWP milik kepala keluarga. “Jadi istri boleh menggunakan NPWP milik suami, anak di bawah umur 21 tahun boleh memakai NPWP bapaknya, kalau sudah lebih 21 tahun harus punya NPWP kalau tidak dia harus bayar fiskal kecuali dia bisa membuktikan bahwa dia masih menjadi tanggungan orang tua misalnya dengan kartu keluarga,” jelasnya.
Wah, wah, artikelnya hebat euyy..
Ayah langsung semangat cari-cari tahu gimana caranya bikin NPWP (iyaa laahh bebas fiskal artinya gak ada hambatan lagi untuk bisa jalan-jalan melihat negara lain toh? Tinggal nabung untuk akomodasi dan transportasi aja cihuuyyy)
Banyak yang takut bikin NPWP, Ayah juga.. takut repot lahh, takut dimintain duit macem-macem lahh (tau sendiri ya negara kita ini belum bebas pungli..) malah waktu kita mau daftar di pajak.go.id langsung saja di print-annya ada tulisan :
“Dengan terbitnya surat ini, maka dalam rangka memenuhi hak dan kewajiban perpajakan, wajib mencantumkan NPWP sejak tanggal: 29 April 2008 ” jreng..jrenggg...
Tapi, seperti yang dibilang orang, sama aja seperti STNK yang harus diperpanjang tiap tahun, NPWP juga begitu. Malah NPWP gak perlu duit keluar kalo penghasilan dibawah 30 juta/tahun
Ya sudah, makanya Ayah bikin NPWP biar bisa jadi warga negara yang baik juga. Bismillahhirohmannirohim.
Caranya :
1. Daftar online di http://www.pajak.go.id/ atau langsung aja klik disini,
Sign-in dulu trus ikuti petunjuk pengisiannya. Kalo perlu data kodepos, bisa klik disini. Setelah selesai, kita akan mengetahui di Kantor Pajak mana kita harus melapor. Print dey sebagai NPWP sementara. Hasil print-annya itu dikasih jangka waktu 30 hari untuk di sahkan dikantor pajak yang sudah ditunjuk(maksudnya untuk dapat NPWP asli gituu looh) bisa lewat Pos bisa diantar sendir. Ayah pilih diantar sendiri.
2. Daftar kekantor Pajak.
Jangan lupa bawa berkas hasil print out, Surat keterangan kerja dan fotocopy KTP (didaerah lain diminta juga fotocopy Kartu keluarga jadi siapin aja untuk jaga-jaga biar gak bolak-balik). Dateng kekantor pajak, tanya satpam tempat daftar NPWP pribadi, ambil no antrian. (Alhamdulillah waktu kita kekantor Pajak kita dapet no antrian ke-2 jadi gak lama nunggunya.) Begitu dipanggil kasih semua berkasnya, petugasnya input data, Ayah tanda tangan. Trus eeeng ing enngg.. jadi dehh NPWPnya. Alhamdulillah. Gak sampe 1 jam kok prosesnya dan sekarang Ayah sudah menjadi warga negara yang baik. He..he..
Waktu ditanya apa kewajiban kita, petugasnya cuman bilang kewajibannya hanya lapor pajak tahunan saja karena yang bulanannya sudah kantor yang lapor. Enaknya lagi ada petugas yang siap bantuin kita bikin pajak tahunan lho kalo kita belum bisa bikin sendiri.
Hayyoo.. hayyoo yang belum punya NPWP cepetan daftar...
Diposting oleh Keluarga Kecil Hidayat di 09.24 2 komentar:
Label: Artikel

Jumat, 04 Juli 2008

Kursi Nakal

Ada sebuah materi menarik ketika Bunda menonton talk show Oprah Winfrey ditelevisi, pada suatu pagi di saat Bunda sedang suntuk dengan kelakuan mas Arka dan dede Argi yang sedang teriak-teriak rebutan mainan. Dalam talk show tersebut, Oprah menghadirkan seorang bintang tamu yaitu Super Nanny, dia adalah pengasuh anak paling laris di Amerika. Konon katanya sudah ratusan kali Nanny berhasil menghadapi tingkah laku anak - anak yang 'nyeleneh' dalam arti hyperactive,kasar, nakal & susah diatur. Nanny hanya mengajarkan satu hal pada anak-anak itu, yaitu minta maaf dan berjanti tidak akan melakukannya kembali. Super Nanny tidak menggunakan kekerasan fisik (yang kadang Bunda atau Ayah gak sengaja lakukan untuk sedikit mendisiplinkan mas Arka dan dede Argi hiks ..) Tapi dia menggunakan metode, 'tempat nakal'. Tempat nakal bisa berupa carpet nakal, bangku nakal, atau kolong nakal. Disekitar tempat nakal itu tidak dibangun 'benteng' berupa apapun. Jadi sebenarnya anak-anak itu bisa saja kabur namun mereka tidak bisa pergi karena Nanny mengawasi gerak-gerik mereka. Anak-anak yang bertingkah kelewat batas akan dimasukkan dalam tempat nakal itu. Mereka tidak boleh dipukul, tidak boleh dicubit, tidak boleh dimaki kasar apalagi dibentak-bentak. Yang Nanny lakukan hanya meletakkan mereka di tempat nakal itu dan diam. Nanny tidak menghiraukan bila anak -anak itu menangis meraung,memukul-mukulnya bahkan berkata kasar padanya. Nanny hanya berkata,"kamu harus diam di sini sampai kamu sadar apa kesalahan kamu." setelah itu Nanny pergi (hebaatttt euuyy) Dia akan kembali menghampiri anak-anak itu bila mereka berhenti menangis. Dia akan mengeluarkan mereka dari tempat nakal bila sudah meminta maaf pada orang yang telah mereka jahati. Setelah itu, Nanny akan memeluk mereka, mengelus punggung mereka penuh kasih sayang lalu memuji tindakan mereka yang mau meminta maaf. Setelah situasi sudah sedikit membaik, Nanny mulai memberikan pengertian apa kesalahan yang telah mereka perbuat.
Hmm.. Bunda lalu berusaha mencoba untuk menerapkannya pada mas Arka yang memang sudah mulai terlihat bandel. Bunda meletakkannya ke pojok nakal yang berupa kursi plastik hijau yang tinggi (itu loohh yang suka ada di tukang bakso hi..hi..hi..). Bunda melakukan itu karena mas mukul dede Arginya dengan sangat keras waktu rebutan mobil-mobilan. Saat Bunda suruh mas duduk dikursi pertamakali, mas cuman bilang "Kenapa Bunda? Kursi apa ini?" Bunda bilang "ini kursi untuk anak nakal, mas tadi nakal karena pukul dede. Kalo mas sudah tidak nakal lagi mas boleh turun dari kursi itu". Masnya diam saja terus tanya lagi "kenapa Bunda? " Bunda jawab "apa Mas tahu apa kesalahan Mas? Mas tahu kenapa Mas Arka duduk dikursi nakal?" tanya Bunda dengan keyakinan kalau mas Arka sudah paham apa yang Bunda katakan. Dan Mas menggeleng sambil ngeliatin Bunda. Perlahan Bunda menjelaskan kesalahan yang ia perbuat, "mas tadi pukul dede Argi keras-keras, Bunda gak suka mas pukul-pukul, Bunda sedih kalo anak-anak Bunda suka pukul-pukul, mas lihat, dede Arginya kesakitan. Mas jangan suka pukul ya.. " Bunda lakukan itu berulang-ulang sampai akhirnya Bunda fikir mas Arkanya sudah mengerti dan akhirnya Bunda tanya sekali lagi, "Mas ngerti gak kalau Mas salah? Mas ngerti ya kalo mas tidak boleh pukul dede"Ia mengangguk. Bunda melanjutkan, "kalau begitu, Mas harus minta maaf, sama dede Argi, lihat dedenya masih kesakitan "
"Iya deh... maafin ya," ujar mas Arka dengan raut wajah menyesal (dede Arginya sama mbak Sipon nonton Dora dikamar). Bunda lalu peluk mas dengan erat & membimbing dia turun dari kursi nakalnya. Bunda gendong & membawanya ke tempat dede Argi .Saat melihat dedenya, mas Arka langsung menyodorkan tangannya dan mencium pipi gembul dede yang masih basah bekas air mata"dede maaf yaa..." lalu mereka berdua berpelukan sambil tertawa-tawa tanpa dendam. Alhamdulillah. Diam-diam Bunda salut dengan mas Arka yang bisa minta maaf, Bunda juga salut dengan dede Argi yang bisa tidak punya dendam, Bunda juga salut dengan caranya Nannymendidik anak. Terbukti setelah beberapa kali Bunda memasukkan Mas Arka (ato dede Argi) kekursi nakal, mas dan dede jadi lebih mudah diatur & bisa dinasehati dengan baik.Mereka tidak perlu dibentak lagi. Secara tidak langsung sikap ini bisa menimbulkan jiwa lembut pada anak serta mengajarkan anak untuk terus instropeksi diri.Yang lebih hebat lagi, mas ato dede sama sekali tidak takut kalau mereka duduk dikursi plastik hijau itu kecuali bila Bunda bilang, "itu adalah Kursi nakal. Tempatnya anak nakal"Sejak saat itu juga Bunda selalu memberikan mas Arka dan dede Argi pilihan ketika mereka susah sekali diatur, "mau menjadi anak baik atau anak nakal? Kalau anak baik harus bla..bla..bla... Mas/dede anak baik atau anak nakal?" Dan mas ato dede selalu menjawab, "anak baik!". Yah, Bunda ingin mereka bangga pada dirinya sendiri namun mereka juga harus sadar pada kelemahan & kesalahannya. Kadang-kadang Bunda suka bertanya juga dalam hati "Apa Bunda sudah seperti mas Arka dan dede Argi? Yang mampu mengakui kesalahan sendiri? Yang bisa berdiam diri dikursi nakal untuk instropeksi?" Kayaknya sih belum.. (malu dot kom) Bunda sepertinya butuh duduk sendirian di pojok nakal & menemukan kesalahan Bunda & segera minta maaf, bisakah? bisa..bisa..bisa..
Diposting oleh Keluarga Kecil Hidayat di 11.18 Tidak ada komentar:
Label: Arkagi

7 Mitos tentang Anak manja


Sebelum terlanjur mencap anak kita anak yang manja, sebaiknya simak dulu mitos-mitos tentang anak manja dan penjelasan dari mitos-mitos tersebut dari koran kompas dibawah ini niihh..
Kamis, 24 April 2008
15:24 WIB Sumber : Kompas

Mitos 1:
Terlalu sering digendong akan membuat anak jadi manja.
Kadang-kadang anak malah harus harus dibiarkan menangis.
Kenyataannya:
Bayi butuh digendong, bila perlu sesering Anda bisa. Bayi menangis karena mereka lapar, sakit, buang air kecil, atau karena ingin diperhatikan.

Mitos 2:
Anak-anak tidak boleh memiliki perasaan bahwa mereka selalu bisa mendapatkan apa pun yang mereka inginkan.

Kenyataannya:
Diperlukan contoh yang efektif dari orang tua dalam mengajarkan anak-anak bahwa mereka tidak selalu bisa mendapatkan apa pun yang mereka inginkan. Misalnya jika anak ingin sesuatu, tanyakan padanya apa yang bisa dia lakukan untuk mendapatkan keinginan tersebut. Mereka akan belajar dan memahami, keinginan bisa terwujud jika berusaha.

Mitos 3:
Memang ada anak yang manja dari "sono"nya.

Kenyataannya:
Tidak ada anak yang terlahir manja. Manja merupakan kesimpulan dan penilaian yang dibuat oleh orang terhadap pengamatan suatu perilaku.Anak yang merengek dan baru diam sesudah orangtuanya mengabulkan permintaannya, bukan berarti mereka manja. Mereka hanya berusaha mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan berperilaku "mengancam" agar permintaannya dikabulkan. Perilaku mereka inilah yang harus diarahkan dan diubah.

Mitos 4:
Bagi sebagian anak, manja merupakan gambaran yang baik.

Kenyataannya:
Manja tidak pernah merupakan gambaran yang akurat bagi anak-anak. Jangan memberikan label manja pada anak. Bila Anda memberinya label manja, maka anak cenderung menjadi manja betulan.

Mitos 5:
Sangat penting untuk menegur anak bila mereka bersikap manja.

Kenyataannya:
Bila Anda menyebut si kecil manja, yang mereka dengar bukanlah manja melainkan sebagai manja yang merusak. Tanyakan pada diri Anda, perilaku yang mana yang membuat Anda menilai anak Anda manja? Bila anak Anda merengek meminta sesuatu, ajarkan anak Anda cara meminta dengan menggunakan bahasa yang baik.

Mitos 6:
Anak-anak yang memiliki mainan yang berlimpah cenderung dimanja.

Kenyataannya:
Mitos tersebut tidak benar. Kita harus melihat bagaimana benda tersebut diperoleh, kegunaannya, dan bagaimana sikap anak tersebut terhadap benda-benda yang dimilikinya.

Mitos 7:
Anak yang manja perlu diubah perilakunya.

Kenyataannya:
Yang perlu diubah adalah perilaku orang tuanya dalam menghadapi anak yang mengancam karena keinginannya tidak dikabulkan.
Diposting oleh Keluarga Kecil Hidayat di 10.54 Tidak ada komentar:
Label: Artikel

Pelajaran dari Kung Fu Panda

Bagus nih, tapi Bunda gak tahu ini bersumber dari mana, dan Bunda pun belum nonton film ini, tapi worth to read dan ssttt Bunda jadi ingin nonton deyyy...
Pelajaran dari Film Kungfu Panda
Po , si Panda Jantan
Sehari-hari bekerja di toko mie ayahnya, memiliki impian untuk menjadi seorang pendekar Kung Fu. Tak disangka, dalam suatu kompetisi, Po dinobatkan sebagai Pendekar Naga yang dinanti-nantikan kehadirannya untuk melindungi desa dari balas dendam Tai Lung.
Saat menonton film animasi ini, akan diingatkan tentang beberapa hal:
1. The secret to be special is you have to believe you're special.
Po hampir putus asa karena tidak mampu memecahkan rahasia Kitab Naga, yang hanya berupa lembaran kosong. Wejangan dari ayahnya-lah yang akhirnya membuatnya kembali bersemangat dan memandang positif dirinya sendiri. Kalau kita berpikir diri kita adalah spesial, unik, berharga kita pun akan punya daya dorong untuk melakukan hal-hal yang spesial. Kita akan bisa, kalau kita berpikir kita bisa. Seperti kata Master Oogway, "You just need to believe"
2. Teruslah kejar impianmu.
Po , panda gemuk yang untuk bergerak saja susah akhirnya bisa menguasai ilmu Kung Fu. Berapa banyak dari kita yang akhirnya menyerah, gagal mencapai impian karena terhalang oleh pikiran negatif diri kita sendiri? Seperti kata Master Oogway, "kemarin adalah sejarah, esok adalah misteri, saat ini adalah anugerah, makanya disebut Present ( hadiah)." Jangan biarkan diri kita dihalangi oleh kegagalan masa lalu dan ketakutan masa depan. Ayo berjuanglahdi masa sekarang yang telah dianugerahkan Tuhan padamu.
3. Kamu tidak akan bisa mengembangkan orang lain, sebelum kamu percaya dengan kemampuan orang itu, dan kemampuan dirimu sendiri.
Master Shi Fu ogah-ogahan melatih Po. Ia memandang Po tidak berbakat.Kalaupun Po bisa, mana mungkin ia melatih Po dalam waktu sekejap. Kondisi ini berbalik seratus delapan puluh derajat, setelah Shi Fu diyakinkan Master Oogway -gurunya- bahwa Po sungguh-sungguh adalah Pendekar Naga dan Shi Fu satu-satunya orang yang mampu melatihnya. Sebagai guru atau orang tua, hal yang paling harus dihindari adalah memberi label bahwa anak ini tidak punya peluang untuk berubah. Sangatlah mudah bagi kita untuk menganggap orang lain tidak punya masa depan. Kesulitan juga acap kali membuat kita kehilangan rasa percaya diri, bahwa kita masih mampu untuk membimbing mereka.
4. Tiap individu belajar dengan cara dan motivasinya sendiri.
Shi Fu akhirnya menemukan bahwa Po baru termotivasi dan bisa mengeluarkan semua kemampuannya, bila terkait dengan makanan. Po tidak bisa menjalani latihan seperti 5 murid jagoannya yang lain. Demikian juga dengan setiap anak. Kita ingat ada 3 gaya belajar yang kombinasi ketiganya membuat setiap orang punya gaya belajar yang unik. Hal yang menjadi motivasi tiap orang juga berbeda-beda. Ketika kita memaksakan keseragaman proses belajar,dipastikan akan ada anak-anak yang dirugikan.
5. Kebanggaan berlebihan atas anak/murid/diri sendiri bisa membutakan mata kita tentang kondisi sebenarnya, bahkan bisa membawa mereka ke arah yang salah.
Master Shi Fu sangat menyayangi Tai Lung, seekor macan tutul, murid pertamanya, yang ia asuh sejak bayi. Ia membentuk Tai Lung sedemikian rupa agar sesuai dengan harapannya. Memberikan impian bahwa Tai Lung akan menjadi Pendekar Naga yang mewarisi ilmu tertinggi. Sayangnya Shi Fu tidak melihat sisi jahat dari Tai Lung dan harus membayar mahal, bahkan nyaris kehilangannyawanya. Seringkali kita memiliki image yang keliru tentang dirisendiri/anak/ murid kita. Parahnya, ada pula yang dengan sengaja mempertebal tembok kebohongan ini dengan hanya mau mendengar informasi dan konfirmasi dari orang-orang tertentu. Ketika kita punya image yang keliru, kita akan melangkah ke arah yangkeliru.
6. Hidup memang penuh kepahitan, tapi jangan biarkan kepahitan tinggal dalam hatimu.
Setelah dikhianati oleh Tai Lung, Shi Fu tidak pernah lagi menunjukkan kebanggaan dan kasih sayang pada murid-muridnya. Sisi terburuk dari kepahitan adalah kita tidak bisa merasakan kasih sayang dan tidak bisa berbagi kasih sayang.
7. Keluarga sangatlah penting.
Di saat merasa terpuruk, Po disambut hangat oleh sang ayah. Berkat ayahnya pula Po dapat memecahkan rahasia Kitab Naga dan menjadi Pendekar nomor satu. Intinya, apapun yang terjadi kita pasti selalu akan kembali pada keluarga. Saat sedih maupun saat senang. Berkat keluarga pula kita bisa semakin maju atau semakin terpuruk. Sudahkah kita memberi dukungan pada anggota keluarga kita? Karena dukungan yang baik akan membuat setiap anggota keluarga menjadi hebat dan spesial.
Diposting oleh Keluarga Kecil Hidayat di 10.35 Tidak ada komentar:
Label: Ulasan Bunda

Kamis, 03 Juli 2008

Spam Email

Dapet email ini nih,
sebenernya ada di spam box tapi iseng Bunda buka juga he..he.. (baru dapet spam kayak gini niihh ceritanya)

then at the trash folder this mail go ha..ha..ha.. dot com
(just that I hate them using God’s name in their scamming)

Mrs. Maria Qwin Rafer Email: qwinrafer@mykingwood.com

Hello Dear,
My name is Mrs.Qwin Rafer, I am a dying woman who have decided todonate what I have to you/ church. I am 59 years old and I was diagnosed for cancer for about 2 years ago, immediately after the death of myhusband, who has left me everything he worked for. I have been touched by God to donate from what I have inherited from mylate husband to you for the good work of God, rather than allow my relatives to use my husband hard earned funds ungodly. Please pray thatthe good Lord forgive me my sins. I have asked God to forgive me and Ibelieve he has because He is a mercifu l God. I will be going in for anoperation in less than one hour. I decided to WILL/donate the sum of $2,500,000 (two million fivehundred thousand dollars) to you for the good work of the lord, and also tohelp the motherless and less privilege and also for the assistance of the widows. At the moment I cannot take any telephone calls right now due to thefact that my relatives are around me and my health status. I have adjustedmy WILL and my lawyer is aware I have changed my will you and he willarrange the transfer of the funds from my account to you. I wish you all the best and may the good Lord bless you abundantly, andplease use the funds well and always extend the good work to others.

Contact my lawyer (Barrister Parker Brown) with this specified email: Pkbrownesq@netscape.net and tell him that I have WILLED ( $2,500,000.00) to you and I have also notified him that I am WILLING that amount to youfor a specific and good work. I know I don?t know you but I have beendirected to do this. Thanks and God bless.

NB: I will appreciate your utmost confidentiality in this matter untilthe task is accomplished as I don't want anything that will jeopardize mylast wish. And Also I will be contacting with you by email as I don't wantmy relation or anybody to know because they are always around me.

Regards,
Mrs. Maria Qwin Rafer

Happy moments,praise God.
Difficult moments,seek God.
Quiet moments,worship God.
Painful moments,trust God. Every moment,thank God."
Diposting oleh Keluarga Kecil Hidayat di 17.48 Tidak ada komentar:
Label: Artikel

Selasa, 01 Juli 2008

Tattoo

Hari ini Bunda terkaget-kaget dengan ulah dua jagoan cilik. Awalnya pagi ini Bunda sibuk buka email dan browsing-browsing di depan komputer. Anak-anak anteng main didepan tivi, terdengar beberapakali suara cekikikan mas Arka dan dede Argi. Aman fikir Bunda.
Bunda terus aja ketik-ketik surat gak curiga sama sekali dengan kelakuan mas dan dedenya yang tumben banget akur ketawa-ketiwi.
Ternyata, oooo la laaa..... (emang kalo mereka akur Bunda kudu curiga dehh)
jreng..jreng.. dua jagoan cilik itu berlari-lari masuk kekamar dengan wajah penuh grafiti mereka tertawa gembira cekakakan cekikikan gak peduli Bundanya kaget get.
Masnya bilang gini : " Bunda, Bunda tadi Alka gambal muka dede, dede gambal muka Alka, alka bikin tatoo"
Dedenya gak mau kalah bilang gini :"budaa dede gambal mas, masnya lucuu" sambil dua-duanya loncat-loncat gak karuan kesana-sini.
Bunda antara mau ketawa, mau marah, mau nangis lihat mereka berdua. Wajah dua jagoan ganteng itu sudah penuh dengan coretan spidol, aduuhh aduuhhh gimana bersihinnya nanti?
Diposting oleh Keluarga Kecil Hidayat di 13.56 Tidak ada komentar:
Label: Arkagi

Chart anak baik

Ini contoh chart untuk mas Arka dan dede Argi.
Jadi, Bunda print chart ini untuk reward mas dan dede kalo mereka jadi anak baik. Ada 4 hal yang bisa jadi reward.

Untuk mas Arka :
1. Kalo mas Arka gak pukul-pukul
2. Kalo mas Arka beresin mainan
3. Kalo mas Arka sayang adek Arginya
4. Kalo mas Arka gak teriak-teriak

Untuk dede Arginya :
1. Kalo dede gak pup dan pipis dicelana
2. Kalo dede Argi beresin mainan
3. Kalo dede Argi sayang mas Arka
4. Kalo dede Argi mau sikat gigi

He..he.. he.. setidak-tidaknya mereka jadi semangat untuk jadi anak baik. Kesimpulannya, kalo mereka nakal ada kursi nakal, kalo mereka baik ada stiker anak baik. Mereka boleh pilih sendiri stiker gambar favorit mereka kalo mas dan dede sudah jadi anak baik. Kalo Chartnya sudah penuh ada hadiah juga.. wallaaahh... Oh, iya yang mau download sticker dan chartnya bisa klik disini yaa..
Diposting oleh Keluarga Kecil Hidayat di 09.19 Tidak ada komentar:
Label: Arkagi
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.

♥ me on facebook ♥

Daisypath Friendship tickers

Blog Design by Gisele Jaquenod

Work under CC License

Creative Commons License