tanggal 19 September 2008
Sudah 3 Minggu Argi berhenti menyusui. Iya, 3 Minggu!! Hebatkan? Tanpa jamu-jamu, tanpa lipstick, tanpa obat-obatan pahit, alhamdulillah semua berjalan dengan indah dan manis. Masih teringat 29 bulan yang lalu, waktu Argi baru lahir dan aku bersusah payah mencoba memberikan ASI. Saat itu aku bertekad akan memberikan ASI karena aku tidak ingin kesalahanku waktu Arka lahir terulang kembali, waktu itu aku hanya memberikan ASI ke Arka sekitar 2 bln saja karena maaf ’puting-ku’ datar dan kesibukan kerja, hiks, alasan klise yang sungguh-sungguh sangat amat aku sesali sampai detik ini.
Masalah ’puting datar’ternyata bisa diatasi, hanya perlu kesabaran, ketelatenan dan sekali lagi kesabaran. Dulu aku ingat, waktu Arka lahir, susah sekali memberikan ASI secara langsung, iya laahh, dengan ’puting datar’ proses menyusui sama sekali tidak berjalan lancar. Arka menangis terus kelaparan dan aku, sebagai ibu baru begitu panik melihatnya. Alhasil diambil deh jalan pintas, kami memberinya susu formula, jadi ASI perah plus sufor, haduuhhh.. kesalahan fatal yang tidak mau aku ulangi lagi. Akibat kesalahan itu Arka jadi gampang sakit hiks hiks.. gampaaang banget tertular penyakit-penyakit temannya dan parahnya lagi diusia 6 bln arka di opname karena pencernaannya terganggu (mungkin botol susu dan perlengkapan menyusu lainnya kurang hiegenis, padahal aku wanti-wanti banget lho masalah kebersihan, teuteup aja kecolongan) aduuhh.. sedih banget deh kalo inget ini, aku merasa penyesalanku ini bakalan aku bawa seumur hidup nih.. :-(
Belajar dari pengalaman itu, begitu Argi lahir, aku bertekad bulat, sesusah apapun proses menyusui yang harus aku hadapi, Argi HARUS aku berikan ASI tok minimal 6 bln! Mulai deh dari waktu hamil aku rajin membaca-baca artikel-artikel tentang cara-cara menyusui, tentang proses menyusui, tentang kendala-kendala selama menyusui, tanya sana-sini dan aku rajin pijat payudara.
Ternyata tetap saja, proses menyusui yang bagi ibu-ibu lain mudah dan alamiah, bagiku sulit luar biasa. Di bulan-bulan pertama setiap mau mulai menyusui aku harus menarik-narik putingku dengan alat darurat berupa alat suntik yang jarumnya sudah dibuang, aduuhhh... sakitnya luar biasa. Tapi alhamdulillah berhasil, horrreee!!! Putingku bisa keluar dan Argi bisa menyusui langsung walaupun tetap dengan susah payah karena sering terlepas. Baru beberapa tegukan lepas, beberapa tegukan lepas sedih banget, sampai keringet dingin aku menyusuinya. Argipun beberapa kali nangis karena terlepas terus. Tapi aku tidak putus asa, aku coba terus dan terus dan terus sampai akhirnya kami berdua merasa nyaman dan proses menyusui berjalan dengan lancar.
Satu masalah teratasi timbul masalah lain, saat usia Argi 8 bln payudaraku bengkak, bernanah dan berdarah! (Mungkin karena Argi mulai tumbuh gigi jadi suka digigit-gigit). Ngeri deh, setiap Argi membuka mulut mulai nangis mau menyusu. Kata beberapa teman ”sudah deh, disapih aja, toh udah lewat 6 bulan” Tapi aku tidak tega mendengar tangisannya, jadi walaupun terasa sangat perih dan sakit aku tetap menyusuinya. Alhamdulillah hanya 2 hari rasa sakit itu, iya, hanya 2 hari kok, setelah itu baik sendiri. Aku baca di sebuah artikel, ternyata keputusanku untuk tetap memberinya ASI sangat tepat karena obatnya yaa ASI itu sendiri dan air liurnya Argi.
Dan datanglah saat usia Argi 2 tahun, banyak kerabat, teman dan sahabat yang mempertanyakan keputusanku belum menyapih Argi. Katanya nanti jadi manja lah, jadi gak mandiri, jadi cengeng aku sempet khawatir juga di sugesti banyak orang tapi aku keukeuh ingin seperti mbak Luluk yang bisa menyapih dengan penuh cinta. No way deh obat-obatan pahit atau lipstik dipayudara. Biar saja nanti Argi yang memutuskan sendiri kapan dia mau berhenti menyusu.
Mulai umur 2 tahun aku putuskan untuk menyapih Argi perlahan-lahan, aku tidak lagi menawarkan ASI ke Argi tapi kalau Argi mau ASI aku kasih, itu saja yang aku terapkan. Perlahan-lahan frekuensi menyusu Argi semakin berkurang kok, dari 4x sehari, 3x, 2x pagi dan sore, 1x dan akhirnya tidak sama sekali. triknya begini, kalau mendekati jadwalnya Argi menyusu aku buru-buru cari kesibukan, baca bukulah, bernyanyi, main game, mewarnai atau makan makanan kesukaannya pokoknya sampai Argi lupa dengan ritual menyusunya. Akhirnya pada suatu saat, tepatnya dimulai 3 minggu yang lalu Argi malam-malam bangun karena haus, bangunnya setengah sadar lalu ngomong " Bunda Bunda dede mau nenen, eh, dede salah, dede mau Aqua aja..” He..he..he... aku kaget aja dan takjub waahhh... hebat, lalu aku segera ambil segelas air untuk minum dan plek Argi tidur lagi dengan nyenyaknya he..he..he..
Dan akhirnya, sudah 3 Minggu ini Argi no ASI lho, katanya tadi siang, ”Dede gak nenen Bunda lagi, dede seperti mas” maksudnya Dede Argi mau seperti mas Arka, tidak nenen lagi. Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah, senangnya aku mendengar kata-kata itu. Sekarang aku bisa tersenyum bahagia, lihatkan, proses menyapih bisa berlangsung dengan sangat sangat indah...
Mmuahh, sun sayang buat Argi.
Dengan penuh cinta,
Masalah ’puting datar’ternyata bisa diatasi, hanya perlu kesabaran, ketelatenan dan sekali lagi kesabaran. Dulu aku ingat, waktu Arka lahir, susah sekali memberikan ASI secara langsung, iya laahh, dengan ’puting datar’ proses menyusui sama sekali tidak berjalan lancar. Arka menangis terus kelaparan dan aku, sebagai ibu baru begitu panik melihatnya. Alhasil diambil deh jalan pintas, kami memberinya susu formula, jadi ASI perah plus sufor, haduuhhh.. kesalahan fatal yang tidak mau aku ulangi lagi. Akibat kesalahan itu Arka jadi gampang sakit hiks hiks.. gampaaang banget tertular penyakit-penyakit temannya dan parahnya lagi diusia 6 bln arka di opname karena pencernaannya terganggu (mungkin botol susu dan perlengkapan menyusu lainnya kurang hiegenis, padahal aku wanti-wanti banget lho masalah kebersihan, teuteup aja kecolongan) aduuhh.. sedih banget deh kalo inget ini, aku merasa penyesalanku ini bakalan aku bawa seumur hidup nih.. :-(
Belajar dari pengalaman itu, begitu Argi lahir, aku bertekad bulat, sesusah apapun proses menyusui yang harus aku hadapi, Argi HARUS aku berikan ASI tok minimal 6 bln! Mulai deh dari waktu hamil aku rajin membaca-baca artikel-artikel tentang cara-cara menyusui, tentang proses menyusui, tentang kendala-kendala selama menyusui, tanya sana-sini dan aku rajin pijat payudara.
Ternyata tetap saja, proses menyusui yang bagi ibu-ibu lain mudah dan alamiah, bagiku sulit luar biasa. Di bulan-bulan pertama setiap mau mulai menyusui aku harus menarik-narik putingku dengan alat darurat berupa alat suntik yang jarumnya sudah dibuang, aduuhhh... sakitnya luar biasa. Tapi alhamdulillah berhasil, horrreee!!! Putingku bisa keluar dan Argi bisa menyusui langsung walaupun tetap dengan susah payah karena sering terlepas. Baru beberapa tegukan lepas, beberapa tegukan lepas sedih banget, sampai keringet dingin aku menyusuinya. Argipun beberapa kali nangis karena terlepas terus. Tapi aku tidak putus asa, aku coba terus dan terus dan terus sampai akhirnya kami berdua merasa nyaman dan proses menyusui berjalan dengan lancar.
Satu masalah teratasi timbul masalah lain, saat usia Argi 8 bln payudaraku bengkak, bernanah dan berdarah! (Mungkin karena Argi mulai tumbuh gigi jadi suka digigit-gigit). Ngeri deh, setiap Argi membuka mulut mulai nangis mau menyusu. Kata beberapa teman ”sudah deh, disapih aja, toh udah lewat 6 bulan” Tapi aku tidak tega mendengar tangisannya, jadi walaupun terasa sangat perih dan sakit aku tetap menyusuinya. Alhamdulillah hanya 2 hari rasa sakit itu, iya, hanya 2 hari kok, setelah itu baik sendiri. Aku baca di sebuah artikel, ternyata keputusanku untuk tetap memberinya ASI sangat tepat karena obatnya yaa ASI itu sendiri dan air liurnya Argi.
Dan datanglah saat usia Argi 2 tahun, banyak kerabat, teman dan sahabat yang mempertanyakan keputusanku belum menyapih Argi. Katanya nanti jadi manja lah, jadi gak mandiri, jadi cengeng aku sempet khawatir juga di sugesti banyak orang tapi aku keukeuh ingin seperti mbak Luluk yang bisa menyapih dengan penuh cinta. No way deh obat-obatan pahit atau lipstik dipayudara. Biar saja nanti Argi yang memutuskan sendiri kapan dia mau berhenti menyusu.
Mulai umur 2 tahun aku putuskan untuk menyapih Argi perlahan-lahan, aku tidak lagi menawarkan ASI ke Argi tapi kalau Argi mau ASI aku kasih, itu saja yang aku terapkan. Perlahan-lahan frekuensi menyusu Argi semakin berkurang kok, dari 4x sehari, 3x, 2x pagi dan sore, 1x dan akhirnya tidak sama sekali. triknya begini, kalau mendekati jadwalnya Argi menyusu aku buru-buru cari kesibukan, baca bukulah, bernyanyi, main game, mewarnai atau makan makanan kesukaannya pokoknya sampai Argi lupa dengan ritual menyusunya. Akhirnya pada suatu saat, tepatnya dimulai 3 minggu yang lalu Argi malam-malam bangun karena haus, bangunnya setengah sadar lalu ngomong " Bunda Bunda dede mau nenen, eh, dede salah, dede mau Aqua aja..” He..he..he... aku kaget aja dan takjub waahhh... hebat, lalu aku segera ambil segelas air untuk minum dan plek Argi tidur lagi dengan nyenyaknya he..he..he..
Dan akhirnya, sudah 3 Minggu ini Argi no ASI lho, katanya tadi siang, ”Dede gak nenen Bunda lagi, dede seperti mas” maksudnya Dede Argi mau seperti mas Arka, tidak nenen lagi. Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah, senangnya aku mendengar kata-kata itu. Sekarang aku bisa tersenyum bahagia, lihatkan, proses menyapih bisa berlangsung dengan sangat sangat indah...
Mmuahh, sun sayang buat Argi.
Dengan penuh cinta,
Vini
Bundanya Arka dan Argi
(terimakasih buat mbak Luluk karena artikelnya yang berjudul ‘Menyapih dengan cinta’ memberikan aku inspirasi untuk ikutan menyapih Argi dengan cinta)
Bundanya Arka dan Argi
(terimakasih buat mbak Luluk karena artikelnya yang berjudul ‘Menyapih dengan cinta’ memberikan aku inspirasi untuk ikutan menyapih Argi dengan cinta)
MENYAPIH DENGAN CINTA (WEANING WITH LOVE)
Ditulis bebas & dirangkum dari berbagai sumber (Lalecheleague, WHO, breastfeeding. com) oleh Luluk Lely Soraya Ichwan
Menyapih Sering jadi pertanyaan banyak orang tua "Kapan sih usia yang tepat untuk menyapih anak dari masa menyusu pada ibunya ?" Kemudian bagaimana cara menyapih yg terbaik ?
Sebetulnya apa sih yang dimaksud dg kata "menyapih" itu sendiri ?
Menyapih adalah suatu proses berhentinya masa menyusui secara berangsur-angsur atau sekaligus. Proses tsb dapat disebabkan oleh berhentinya sang anak dari menyusu pada ibunya. Atau bisa juga berhentinya sang ibu untuk menyusui anaknya. Atau bisa juga keduanya. Jadi bisa dg berbagai alasan. Masa menyapih ini merupakan pengalaman emosional bagi sang ibu, anak juga sang ayah. Karena 3 pihak tadi (Ibu-Ayah-Anak) merupakan ikatan kesatuan yg gak boleh dilupakan. Kenapa ayah juga terlibat ? Karena ayah juga berperan dan memberikan pengaruh tersendiri dalam proses menyusui.Kapan anak harus disapih Banyak yg bertanya juga kapan sebaiknya anak disapih dari ibunya, atau kapan waktu yang tepat untuk menyapih.
Sebetulnya tidak ada ketentuan khusus atau batasan khusus kapan anak harus disapih. Jadi tidak ada aturan bahwa pada umur sekian anak harus disapih dari ibunya. Menurut WHO, masa pemberian ASI diberikan secara eksklusif 6 bulan pertama, kemudian dianjurkan tetap diberikan setelah 6 bulan berdampingan dg makanan tambahan hingga umur 2 th atau LEBIH. Jadi tidak ada batasan di umur berapa. Ini artinya tidak ada aturan bahwa pas pada umur 2 th anak harus disapih dari ibunya. Banyak orang tua menyapih anaknya pada umur 1 th-2th, ada juga yg umur 3 tahun anaknya baru disapih bahkan ada juga yg umur 4 th.ASI > 1th tidak bergizi ?
Sampai kapan proses / masa menyusui dapat dilanjutkan ?
Jawabannya : Selama ketiga pihak (ibu-anak-ayah) masih menginginkan. Itu artinya jika sang ibu / sang anak / sang ayah sudah tidak menginginkan, maka proses menyapih dapat dilakukan. Misalnya, sang ibu punya deadine (batas waktu) tersendiri bahwa pada umur sekian si anak harus disapih tetapi sang ibu masih enjoy & sang anak juga masih menginginkan, maka tidak perlu disapih. Intinya, pilih timing yg paling nyaman untuk semua pihak.
ASI > 1 th jelek dan tidak bergizi ?!
Sering ada anggapan bahwa ASI itu sudah jelek kalo anak sudah berusia 1 th ke atas ? Nah apalagi jika anak berusia 2 th, betulkah ini? Opini bahwa ASI itu jelek > 1 th ternyata sama sekali tidak benar. ASI tetap kaya akan nutrisi. Menurut penelitian Dewey KG dalam artikel "Nutrition, Growth, and Complementary Feeding of the Breastfed Infant". Pediatric Clinics of North American. February 2001;48(1)), bahwa ASI > 1 th kaya akan nutrisi : "In the second year (12-23 months), ASI mengandung: . 43% of protein requirements; . 36% of calcium requirements; . 75% of vitamin A requirements; . 60% of vitamin C requirements" .Ini belum termasuk zat anti infeksi/anti kuman yg tetap dan selalu ada dalam ASI yg manfaatnya sangat luarbiasa untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit. Jadi tidak pernah ada istilah ASI jelek. Kandungan gizi ASI itu sangat fleksibel sesuai kebutuhan sang anak. Komposisinya tidak pernah sama dan selalu berubah bahkan tiap menit. Ini berbeda sama sekali dg kandungan susu formula yg itu-itu saja.
Sampai saat ini banyak anggapan bahwa jika anak disusui terus nantinya anak susah disapihnya. Atau banyak juga yg menganggap anak akan jadi tidak mandiri. Benarkah hal ini ?
Hingga saat ini tidak ada / belum ada penelitian khusus yg membuktikan bahwa ada hubungan antara usia anak disapih dg kemandirian anak. Kenyataan yang ada sering sekali orang merancukan / mencampuradukkan kedekatan orang tua dg si anak,dengan manja atau kurang mandiri. Apakah kedekatan dengan orang tua sama dengan manja? Belum tentu kan ? Bukankah secara psikologis pada usia tsb anak justru memang membutuhkan kedekatan yg bagus dg orangtuanya. Sementara itu banyak sekali anak yang disapih di usia >1 atau 2 th tetap menjadi anak yang mandiri. Jadi kembalikan lagi ke definisi mandiri itu bagaimana.
Cara terbaik menyapih anak
Tidak ada cara khusus dalam menyapih. Beberapa ahli laktasi memberikan tips-tips agar proses menyapih berjalan dg baik :
1. Lakukan proses menyapih secara perlahan.Mis. Mengurangi secara bertahap frekuensi menyusu. Biasanya 4 x sehari maka secara perlahan diubah 3 x sehari terus hingga akhirnya berhenti.
2. Alihkan perhatian anak / sibukkan anak dg hal lain.Bisa dg membacakan buku ke anak, bermain, bernyanyi, dsb. Hingga anak melupakan saat menyusu.
3. Kunci utama : Bina komunikasi yang baik dg anak.Ingat, seberapa kecil usia anak, anak tetap mengerti dan memiliki kemampuan utk mengerti kata2 dari orang di lingkungannya.
4. Hindari menyapih saat anak sedang tidak sehat atau sedang sedih, kesal, marah.
5. Hindari menyapih anak dari menyusu ke benda lain spt empeng, botol susu, bantal, dsb.Biasanya disini peran ayah sangat dibutuhkan sbg figur yang melengkapi sang ibu. Sekali lagi bina komunikasi yg baik dg anak.
6. Hindari menyapih secara mendadak/langsung.
7. Terakhir, KOMUNIKASI, komunikasi dan komunikasi. Ajaklah anak berkomunikasi dan berdiskusi. Jelaskan dg baik alasan dan langkah menyapih yg akan dilakukan. Apalagi tanpa komunikasi apapun dg si anak. Ini dapat menyakitkan hati sang anak. Jangan sampai anak merasa bahwa dg manyapih sang ibu membencinya, dsb. Pemberian jamu pahit, memaksa anak utk tidak menyusu pada ibunya, dsbnya dapat merusak bonding atau ikatan batin yg terbentuk sejauh ini dalam proses menyusui. Amat sangat disayangkan jika hal ini terjadi. Karena ikatan indah tsb ternodai akibat proses menyapih secara mendadak tadi. Jika proses penyapihan dilakukan dg baik, maka anak2 kita akan tumbuh menjadi anak yg cerdas, sehat dan berakhlak baik. Karena sang ibu mendidiknya melalui masa menyusui dan masa menyapih dg cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar