Balairung konser pun penuh dengan anak-anak yang menari dan menyanyi dangan riang, Bunda sampe terharu banget lihat anak-anak itu menari dan nyanyi-nyanyi, kayaknya ceriaaa banget!. Kemudian para remaja melanjutkan acara pagelaran dengan mengenalkan musik Arumba, alunan rumpun bambu di panggung. Arumba sendiri mulai diperkenalkan pada dunia pada tahun 1970-an, dimainkan dalam format band dengan menghasilkan nada-nada yang harmonis yang mengalir. Bravoo!! Tiga mojang cantik berumur 11 tahunan melanjutkan acara, yaitu Tari Topeng dalam dua babak, tanpa topeng sebagai Layang Kumintir dan dengan memakai topeng sebagai samaran dalam melawan Menak Djinggo. Dalam tarian tersebut bisa dirasakan tarian yang lentur dan gemulai yang kemudian berubah menjadi tarian yang gagah perkasa. (anak-anak ada yang takut juga nih lihat topeng merahnya) Acara puncak adalah angklung itu sendiri, menampilkan seratus anak bermain angklung, menyajikan lagu-lagu sederhana dalam format orchestra diiringi Arumba, gitar Bass besar dan kendang yang disusun dan dipukul seperti drum dengan asesoris simbal. Meskipun banyak tingkah kelucuan dari anak-anak tersebut ternyata tak merusak suara angklung, tetap harmonis, tetap mengalir (Dede Argi pun ikutan turun kepanggung, berjoget-joget ha..ha..
Sabtu, 19 April 2008
Sehari Bersama Keluarga
Balairung konser pun penuh dengan anak-anak yang menari dan menyanyi dangan riang, Bunda sampe terharu banget lihat anak-anak itu menari dan nyanyi-nyanyi, kayaknya ceriaaa banget!. Kemudian para remaja melanjutkan acara pagelaran dengan mengenalkan musik Arumba, alunan rumpun bambu di panggung. Arumba sendiri mulai diperkenalkan pada dunia pada tahun 1970-an, dimainkan dalam format band dengan menghasilkan nada-nada yang harmonis yang mengalir. Bravoo!! Tiga mojang cantik berumur 11 tahunan melanjutkan acara, yaitu Tari Topeng dalam dua babak, tanpa topeng sebagai Layang Kumintir dan dengan memakai topeng sebagai samaran dalam melawan Menak Djinggo. Dalam tarian tersebut bisa dirasakan tarian yang lentur dan gemulai yang kemudian berubah menjadi tarian yang gagah perkasa. (anak-anak ada yang takut juga nih lihat topeng merahnya) Acara puncak adalah angklung itu sendiri, menampilkan seratus anak bermain angklung, menyajikan lagu-lagu sederhana dalam format orchestra diiringi Arumba, gitar Bass besar dan kendang yang disusun dan dipukul seperti drum dengan asesoris simbal. Meskipun banyak tingkah kelucuan dari anak-anak tersebut ternyata tak merusak suara angklung, tetap harmonis, tetap mengalir (Dede Argi pun ikutan turun kepanggung, berjoget-joget ha..ha..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar