Beberapa detik terpana lihat layar computer, terus mulai mengernyitkan kening sambil berfikir : “apa ya prestasiku saat ini”
Perlu beberapa menit sampai akhirnya Bunda tulis ‘Juara 1 lomba menggambar tingkat TK se DKI Jakarta’ trus Bunda kirim ke panitia.
Setelah terkirim Bunda jadi berfikir, kenapa untuk menulis prestasi terasa sulit ya? Kenapa yang di tulis malah prestasi waktu masih TK? Apa Bunda sama sekali tidak berprestasi selama ini?
Akhirnya, sambil mendekor kue pesanan orang jam 11 malam, fikiran Bunda melayang-layang. Kenapa sekarang ini sulit membanggakan prestasi yang pernah di raih, apa mungkin karena standar prestasi sudah bergeser, atau mungkin karena Bunda sekarang terkena penyakit minder?
Pagi ini Bunda baca statusnya tante Lian yang ternyata juga bingung untuk menulis prestasi. Tante Lian ini teman Bunda di PTB yang sama-sama harus isi tentang prestasi untuk kepentingan publisitas. Teman-teman yang lain dengan lancar menulis semua prestasinya. Ada yang berprestasi ikut lomba-lomba, ada yang berprestasi di bidang sosial, ada yang berprestasi di karirnya.. loh, Bunda kok gak berani menulis prestasi yang sudah Bunda dapat selama ini.
Jadi sebetulnya, apa sih prestasi itu? Apakah pencapaian yang luar biasa yang sudah dicapai selama ini. Apa betul begitu?
Dan yang segera terbersit dalam fikiran Bunda adalah “Prestasi, hmm.. kapan ya Bunda pernah dapat piala atau piagam dalam lomba-lomba?” duh, kok ya kayaknya gak pernah. Apa kerja di perusahaan Jepang selama 5 thn lebih bisa di bilang prestasi? Ah, kayaknya nggak juga, banyak yang sampai belasan atau puluhan tahun malah. Apa menyusui sampai 2 thn bisa di bilang prestasi.. kayaknya juga nggak, karena ada yang bisa memberi ASI anak kembar sampai lebih 2 thn, dan ada juga yang member ASI diumur lebih dari 40thn.
Hadooh, jadi bingung. Apa membuat cake dan memberanikan diri jualan itu bisa di sebut prestasi? Kayaknya banyak yang lebih bagus, malah sampai buka bakery, lah… Bundakan hanya bakul kue rumahan saja yang sesekali dapet order.
Semakin lama berfikir semakin Bunda merasa seperti katak dalam tempurung, sepertinya Bunda tidak terlalu 'berprestasi'. Padahal Bunda selama ini sudah sangat berpuas diri, nyaman, bahagia dengan semua pencapaian. Melahirkan anak, berhenti bekerja, mengurus suami, mengurus anak, mengurus rumah dan sekarang mulai mencoba-coba berbisnis kecil-kecilan. Sangat puas.
Tapi, apa itu semua prestasi? Mana pialanya? Mana sertifikatnya? Kata siapa itu prestasi?
Sampai akhirnya, setelah puas bermain-main dengan fikiran didapat kesimpulan bahwa Bunda sedang minder secara psikologis.. hah? Minder? Bunda? Iya, bener minder.
Sebabnya mungkin sepele, karena fikiran tentang prestasi itu masih seperti waktu muda dulu. Waktu prestasi itu diukur dengan jabatan, dengan piala, dengan nilai akademik. Sekarang, sebagai ibu rumah tangga, ukuran prestasi tentu saja tidak bisa seperti itu. Iya kalau Bunda rajin ikut lomba-lomba dan menang, kenyataannya Bunda sudah jarang ikut lomba-lomba. Tidak pernah malah. Bunda terlalu sibuk dengan urusan rumah tangga. Eh, pernah deh ikut lomba tangkep belut dan menjadi juara ke 3 waktu 17-an di Taman Kota ha..ha..ha..
Eniwey, sepertinya Bunda juga terjangkit ‘Penyakit ibu rumah tangga pada umumnya’ yaitu - mengutip kata Bu Winny – profesi sebagai ibu rumah tangga dirasa gak keren, gak membanggakan dan biasa-biasa saja. Dan keberhasilan membuat anak-anak sehat, terawat, lincah, pinter atau membuat rumah terlihat nyaman dan enak ditinggali itu semua dianggap sepele dan bukan prestasi. Di KTP saja ditulis Pekerjaan : Nurut Suami.. laahh.. pelecehan, emang kita gak ada kerjaan apa ikut-ikut suami?
Dan penyakit ini bisa semakin parah bila ibu rumah tangga seperti Bunda mulai melirik-lirik prestasinya teman yang mulai naik jabatan ini dan itu .. hadooohhh.. semakin terpuruk saja. La wong profesi ibu rumah tangga itu gak bakalan naik jabatan, sudah mentok tok di level itu saja.
Tapi, syukur alhamdulillah penyakit kronis itu segera pergi dari fikiran Bunda bersamaan dengan selesainya menghias cake pesanan orang.
Kesimpulannya prestasi seseorang itu gak bisa lagi dilihat dari banyaknya piala yang didapat, banyaknya sertifikat yang dihasilkan atau tingginya jabatan dikantor karena prestasi itu bisa juga berarti keberhasilan untuk bisa berbagi dengan sesama, bisa berguna untuk lingkungan atau bisa membuat hari ini lebih baik dari hari kemarin.
Akhir kata, sekarang dengan berbangga hati Bunda bisa menulis prestasi untuk diserahkan kepanitia sebagai berikut :
1. Menjadi pemilik Rumah Teladan Se-Komplek taman Kota Bekasi, tahun 2008
2. Memutuskan untuk berhenti bekerja demi menjadi ibu rumah tangga seutuhnya
3. Membuat cerpen dan membacakannya di acara HUT PWP tahun 2010
4. Menjadi pemilik, pengelola, pemegang saham, karyawan dan kurir Vini’s Cakery & Chocolate
Cukup berprestasi bukan? ^^v
Senin, 28 Juni 2010
Rabu, 23 Juni 2010
Penggemar
Senengnya, ternyata mas Arka seneng banget baca blog Bunda ini.
Bisa berjam-jam dibaca berulang-ulang.
Kadang-kadang mas Arka panggil dede Arginya sambil baca keras-keras satu paragraf yang dianggapnya lucu lalu mereka berdua tertawa terpingkal-pingkal.. seperti waktu mereka membaca tentang bahasa cemaronya dede Argi.. wah.. seru banget, sampai beberapa hari dede Argi dan mas Arkanya kembali pakai bahasa cemaro itu yang tadinya sudah lupa. Sekarang malah ada kata-kata baru dalam bahasa cemaro 'dodo'! Waktu Bunda tanya apa sih dodo? Mereka berdua cekikikan aja, itu loh dodo Bunda yang ada di halaman kita, penasara Bunda intip.. ya aampuun, ternyata 'Putri malu' itu loh, semacam rumput yang kalau kita sentuh langsung menutup diri. Ada-ada aja... :))
Kadang-kadang juga setelah membaca satu cerita mata mas Arka berkaca-kaca dan berkata "Bunda, mas Arka gak mau Ayah pergi lama-lama lagi.." oo.. ternyata mas Arka habis baca waktu Ayah lagi di Bontang dan dia masuk rumah sakit dan dia jadi inget lagi pengalaman yang sangat tidak enak itu.
Atau pernah juga mas Arka protes karena banyak kejadian yang belum sempat Bunda ceritakan.
Ha..ha..ha.. seneng banget Bunda dan jadi semangat ingin terus menulis tentang keluarga kita, sayang kadang-kadang penyakit malesnya Bunda timbul dan cerita yang harusnya bisa selesai malah hanya berbentuk judul atau paragraf pembuka.
Atau pada saat ide menulis datang ee.. ada banyak orderan cake atau cokelat yang menyita waktu Bunda. Aduh..
Tiap hari mas Arka cek blog ini, berharap ada cerita yang baru.. Maaf ya mas, baru hari ini Bunda bisa tulis cerita lagi.. mudah2an nanti bisa Bunda tambah lagi cerita di blog kita.. ^^
Bisa berjam-jam dibaca berulang-ulang.
Kadang-kadang mas Arka panggil dede Arginya sambil baca keras-keras satu paragraf yang dianggapnya lucu lalu mereka berdua tertawa terpingkal-pingkal.. seperti waktu mereka membaca tentang bahasa cemaronya dede Argi.. wah.. seru banget, sampai beberapa hari dede Argi dan mas Arkanya kembali pakai bahasa cemaro itu yang tadinya sudah lupa. Sekarang malah ada kata-kata baru dalam bahasa cemaro 'dodo'! Waktu Bunda tanya apa sih dodo? Mereka berdua cekikikan aja, itu loh dodo Bunda yang ada di halaman kita, penasara Bunda intip.. ya aampuun, ternyata 'Putri malu' itu loh, semacam rumput yang kalau kita sentuh langsung menutup diri. Ada-ada aja... :))
Kadang-kadang juga setelah membaca satu cerita mata mas Arka berkaca-kaca dan berkata "Bunda, mas Arka gak mau Ayah pergi lama-lama lagi.." oo.. ternyata mas Arka habis baca waktu Ayah lagi di Bontang dan dia masuk rumah sakit dan dia jadi inget lagi pengalaman yang sangat tidak enak itu.
Atau pernah juga mas Arka protes karena banyak kejadian yang belum sempat Bunda ceritakan.
Ha..ha..ha.. seneng banget Bunda dan jadi semangat ingin terus menulis tentang keluarga kita, sayang kadang-kadang penyakit malesnya Bunda timbul dan cerita yang harusnya bisa selesai malah hanya berbentuk judul atau paragraf pembuka.
Atau pada saat ide menulis datang ee.. ada banyak orderan cake atau cokelat yang menyita waktu Bunda. Aduh..
Tiap hari mas Arka cek blog ini, berharap ada cerita yang baru.. Maaf ya mas, baru hari ini Bunda bisa tulis cerita lagi.. mudah2an nanti bisa Bunda tambah lagi cerita di blog kita.. ^^
Minggu, 20 Juni 2010
Fun Cooking lagi
Ini kegiatan yang sangat disukai oleh mas Arka dan dede Argi, fun cooking!
Kebetulan Bunda baru beli bread maker, jadi sekalian Bunda coba. gampang banget pakainya, tinggal masukin semua bahan secara berurutan kedalam wadah lalu masukin ke bread makernya, pencet tombol sesuai yang kita mau lalu.. voilaa.. jadi deh!
Untuk fun cooking ini Bunda set ke angka 8, artinya untuk membuat dough aja, setelah bunyi ting jadi deh doughnya. Mas Arka dan suster timbang-timbang lalu dengan serius mas Arka membentuk tiap dough itu menjadi bulatan pizza.
Dede Argi dengan antusias membantu memarut kejunya. Sudah Bunda potong-potong, jadi mudah dipegang dede Argi. Tapi dasar dede Argi, satu potongan diparut potongan atau sisa keju yang gak keparutnya langsung hhoopp masuk mulut.. ha..ha..ha..
Lalu setelah semua bulatan pizza jadi, tugas dede Argi kasih toppingnya, tumisan sosis dan daging asap plus di taburin keju.. hmm.. yummy!
Oopps, hampir saja kelupaan, setelah ditaburi keju mas Arka ikut bantu taburi oreganonya.. biar harumnya mirip pizza hut.. :P
Satu resep jadi 30 pcs mini pizza, satu kali oven hanya bisa masuk 6 pizza.. dan tiap kali ovennya berbunyi ting dede Argi dan mas Arka dengan cekatan sudah mendekat dan minta jatah, walhasil.. 6 pcs pizza mini itu langsung pindah ke perut mereka.. ha..ha..ha..
Untung aja ada 2 pcs yang sempat Bunda selamatkan, jadi Ayah masih kebagian..
Happy baking semuanya.. ^^
Kebetulan Bunda baru beli bread maker, jadi sekalian Bunda coba. gampang banget pakainya, tinggal masukin semua bahan secara berurutan kedalam wadah lalu masukin ke bread makernya, pencet tombol sesuai yang kita mau lalu.. voilaa.. jadi deh!
Untuk fun cooking ini Bunda set ke angka 8, artinya untuk membuat dough aja, setelah bunyi ting jadi deh doughnya. Mas Arka dan suster timbang-timbang lalu dengan serius mas Arka membentuk tiap dough itu menjadi bulatan pizza.
Dede Argi dengan antusias membantu memarut kejunya. Sudah Bunda potong-potong, jadi mudah dipegang dede Argi. Tapi dasar dede Argi, satu potongan diparut potongan atau sisa keju yang gak keparutnya langsung hhoopp masuk mulut.. ha..ha..ha..
Lalu setelah semua bulatan pizza jadi, tugas dede Argi kasih toppingnya, tumisan sosis dan daging asap plus di taburin keju.. hmm.. yummy!
Oopps, hampir saja kelupaan, setelah ditaburi keju mas Arka ikut bantu taburi oreganonya.. biar harumnya mirip pizza hut.. :P
Satu resep jadi 30 pcs mini pizza, satu kali oven hanya bisa masuk 6 pizza.. dan tiap kali ovennya berbunyi ting dede Argi dan mas Arka dengan cekatan sudah mendekat dan minta jatah, walhasil.. 6 pcs pizza mini itu langsung pindah ke perut mereka.. ha..ha..ha..
Untung aja ada 2 pcs yang sempat Bunda selamatkan, jadi Ayah masih kebagian..
Happy baking semuanya.. ^^

Rabu, 09 Juni 2010
Wow.. Bunda baca Cerpen!
Hari Minggu malam Bunda di telpon oleh tante Eni, teman Bunda di Komunitas Menulis PWP. Katanya, bu Muthi, guru di Komunitas itu ingin cerpennya Bunda yang judulnya "Tamu Agung" dibacakan di acaranya HUT PWP.
Seneng campur bingung jadinya.
Seneng karena emang ingin banget coba baca cerita di panggung, bingung karena saat itu kondisi Bunda lagi drop, demam tinggi sampe 39 lewat. Duh!
Akhirnya Bunda bilang aja gak papa cerpennya dibacain orang lain, bude Yuli atau siapa lah.. gak papa deeeehh... takutnya, pas HUT PWP kondisi Bunda masih lemes, karena kata dokter ada something wrong dengan kantung kemih Bunda, infeksi kayaknya makanya jadi demam tinggi.
Tapi Bunda teteep ingin juga naik panggung, la wong seumur2 belum pernah baca cerita hasil karya sendiri di panggung resmi dan di tonton banyak orang. Penasaran aja, berani gak? Bisa gak? Gimana reaksi penontonnya nanti he..he.. toh kesempatan suka gak dateng 2x kan?
Akhirnya dengan kondisi demam, Bunda dateng juga ke acara HUT PWP, di jemput oleh bude Winny.. he..he..he.. alhamdulillah ya, punya temen yang baik-baik. Ada yang jemput, ada yang pinjemin baju, ada yang pinjemin tas.... alhamdulillah... *gak modalen nih pengisi acaranya..xixixi*
Akhirnya rasa penasaran Bunda bisa terjawab. Bunda bisa juga naik panggung trus perform baca cerpen karya sendiri.. woooowwww... seneng banget! Walaupun udahannya seperti mau pingsan di tempat, tapi seneng luar biasa waktu semua orang tertawa gembira dan terpingkal-pingkal diakhir cerita Bunda, artinya mereka nyimak dan gak bete dengerin cerita dari Bunda.
Alhamdulillah...
Sabtu, 05 Juni 2010
Komunitas Menulis

Kali ini Komunitas Menulis PWP Bontang kumpul-kumpul di rumah bu Winny. Sayang banget Bunda malamnya demam tinggi dan sedikit pusing, Ayah lagi ada keperluan jadi gak bisa anter uughh, padahal Bunda ingin banget dateng kepertemuan ini.
Syukur Alhamdulillah, mbak Ade, sang ketua Komunitas ini berbaik hati menjemput Bunda, seneng, akhirnya bisa juga ikutan kumpul-kumpul.
Seru, kali ini ada 2 anggota baru, mbak Yuli dan Maria.
Dan mbak Muthi dan mbak Djum kali ini mengulas tentang menulis berita.. adooh.. ternyata susah, harus bener2 cari informasi dan mengulas berita yang biasa-biasa aja menjadi menarik.
Salut deh untuk para wartawan, sepertinya Bunda gak berbakat dalam bidang menulis berita ini he..he..he.. nyerah aja deh.. cari narasumber aja bingung apalagi mau tanya macem2 weleh2.. bisa gemeteran tiada henti tuh.. *eh, tapi belum coba sih..*
Di kumpul-kumpul kali ini juga terbersit ide untuk membuat sebuah buku kumpulan karya-karya tiap anggota, wah, ide yang bikin semangat nih.. mudah-mudahan segera terwujud.. amin.
Seneng doong kalau beneran jadi buku dan ada nama Bunda jadi salah satu penulisnya.. \(^^)/
Oiya, ternyata kumpul-kumpul dirumah bu Winny itu banyak yang nyumbang makanan loh... ada cemilan, ada soufle, ada bakso, ada puding, ada es buah.. mantaaapp...!
Sambil makan sambil ngobrol trus ada ide lagi untuk bikin blog yang menampung karya tiap anggota, biar gak berceceran.. hihihi.. dan Bunda berhasil bikin blog-nya loh... aduuh.. seneng deh.. mampir yuk ke blog-nya.. nih, klik disini ya.. sambil baca-baca bermacam-macam cerita, ada yang sedih, senang, lucu, konyol, seru..
Psstt, lihat ini anggota Komunitas Menulis yang lagi proaktif membuat buah tangan untuk keluarga di rumah..
Jumat, 04 Juni 2010
Pertolongan Pertama Gawat Darurat untuk Diri Sendiri
Setelah anda sibuk kerja seharian, anda sedang dalam perjalanan pulang dengan mengendarai mobil sendirian. Tiba-tiba anda merasakan sakit yang sangat di dada, dan mulai menjalar ke lengan dan dagu. Tetapi jarak ke rumah sakit yang terdekat kira-kira masih 5 Km, lebih celakanya lagi anda tidak tahu apakah anda mampu bertahan sampai sejauh itu.
Harus Bagaimana?? Anda dulu mungkin pernah ikut latihan tentang cara melakukan pertolongan pertama (PPGD, P3K, UKS dll), tetapi instrukturnya tidak pernah mengajarkan anda cara bagaimana menolong diri sendiri!!!
Saat sendirian, kena serangan jantung, bagaimana cara pertolongan pertamanya???
Seseorang ketika jantungnya tidak dapat berdenyut secara normal serta merasa hampir pingsan, ia hanya mempunyai waktu kira-kira 10 detik, setelah itu akan hilang kesadaran dan pingsan. Jika sekitarnya tidak ada orang memberi pertolongan pertama, penderita harus memanfaatkan 10 detik yang singkat ini usaha untuk menolong dirinya sendiri.
Harus Bagaimana?
Jawabannya:
JANGAN PANIK, USAHAKAN BERBATUK TERUS DENGAN SEKUAT TENAGA. SETIAP KALI SEBELUM BATUK, HARUS TARIK NAFAS DALAM-DALAM KEMUDIAN BER BATUK DENGAN KUAT-KUAT, DALAM-DALAM DAN PANJANG-PANJANG, seperti hendak mengeluarkan dahak yang berada dalam dada.
SETIAP SELANG 2 DETIK HARUS TARIK NAFAS SEKALI DAN BERBATUK SEKALI. Hingga pertolongan tiba, atau kalau meresa denyut jantung sudah normal, baru boleh beristirahat.
Tujuan tarik nafas : untuk memasukkan Oxygen ke dalam paru-paru.
Tujuan batuk : untuk menekan jantung, agar aliran darah bersikulasi. Menekan jantung juga dapat membantu denyut jantung kembali normal. Pertolongan cara ini maksudnya, agar penderita mempunyai kesempatan untuk pergi ke Rumah sakit.
(article published on. no.240 of Journal of General Hospital Rochester.)
Harus Bagaimana?? Anda dulu mungkin pernah ikut latihan tentang cara melakukan pertolongan pertama (PPGD, P3K, UKS dll), tetapi instrukturnya tidak pernah mengajarkan anda cara bagaimana menolong diri sendiri!!!
Saat sendirian, kena serangan jantung, bagaimana cara pertolongan pertamanya???
Seseorang ketika jantungnya tidak dapat berdenyut secara normal serta merasa hampir pingsan, ia hanya mempunyai waktu kira-kira 10 detik, setelah itu akan hilang kesadaran dan pingsan. Jika sekitarnya tidak ada orang memberi pertolongan pertama, penderita harus memanfaatkan 10 detik yang singkat ini usaha untuk menolong dirinya sendiri.
Harus Bagaimana?
Jawabannya:
JANGAN PANIK, USAHAKAN BERBATUK TERUS DENGAN SEKUAT TENAGA. SETIAP KALI SEBELUM BATUK, HARUS TARIK NAFAS DALAM-DALAM KEMUDIAN BER BATUK DENGAN KUAT-KUAT, DALAM-DALAM DAN PANJANG-PANJANG, seperti hendak mengeluarkan dahak yang berada dalam dada.
SETIAP SELANG 2 DETIK HARUS TARIK NAFAS SEKALI DAN BERBATUK SEKALI. Hingga pertolongan tiba, atau kalau meresa denyut jantung sudah normal, baru boleh beristirahat.
Tujuan tarik nafas : untuk memasukkan Oxygen ke dalam paru-paru.
Tujuan batuk : untuk menekan jantung, agar aliran darah bersikulasi. Menekan jantung juga dapat membantu denyut jantung kembali normal. Pertolongan cara ini maksudnya, agar penderita mempunyai kesempatan untuk pergi ke Rumah sakit.
(article published on. no.240 of Journal of General Hospital Rochester.)
Kamis, 03 Juni 2010
Berita Duka di pagi hari
Pagi ini selesai sholat subuh Bunda seperti biasa langsung ambil BB untuk cek status teman dan sodara-sodara di FB. Bunda sangat terkejut membaca statusnya tante Daryati, tetangga kita di PT. Badak ini.
Teman2 di PT.Badak, mohon doanya utk kesembuhan bpk Hananto(suami dr sylvani hananto),yg koma d RSUD Bontang.mdh2an segera dberi kesembuhan.amin
begitu bunyi status FB-nya.
Aduh, Bunda kenal dengan tante Vani, Bunda juga pernah beberapa kali ketemu Salsa anaknya yang baru berusia 2 thn. Beberapa teman Bunda disini langsung pagi itu berangkat menuju RSUD Bontang tempat om Hananto di rawat. Bunda langsung BBM-an dengan tante Siriz, ajak pergi kesana sama-sama.
Duh, kaget dan sedih banget Bunda pagi ini..
Tante Vani itu usianya lebih muda dari tante Viti, cobaan yang dihadapinya berat banget. Dan Salsa juga masih kecil.. kalau inget itu sesak dada Bunda, rasanya ingin nangis saja. Bunda jadi inget mas Arka dan dede Argi, gimana kalau ada apa-apa dengan Ayah? Bunda gimana? mas Arka dan dede Argi sekolahnya gimana? Makannya? Apa bisa Bunda cari uang untuk biaya hidup mereka nanti?
Jam 14.00 WITA Bunda di jemput tante Siriz. Sepanjang perjalanan Bunda ngobrol dengan tante Siriz, ternyata kita berdua punya fikiran yang sama. Dengan kejadian ini kita semua jadi berfikir ulang dan seperti ditampar keras-keras untuk segera sadar diri, semua ini hanya titipan. Apapun bisa terjadi entah besok atau hari ini, kapanpun semua titipan ini bisa kembali ke pemiliknya, Allah SWT. DAn kita mau tidak mau harus siap.
Sedih banget Bunda waktu ketemu tante Vani. Beliau kelihatan tabah walau sesekali masih terlihat dia menghapus air matanya. Katanya tante Vany sedih karena besok Salsa ulang tahun yang ke 2 dan tante Vany serta om Hananto sudah rencana mau pesan cake ke Bunda bergambar Upin dan Ipin kesukaan Salsa.. hiks.. Bunda jadi ikutan sedih dengarnya, semoga Salsa bisa tabah ya nak.. dan tumbuh menjadi anak yang sholeha yang selalu mendoakan kedua orang tuanya. amin.
Om Hananto sekarang masih dalam kondisi kritis, pembuluh darah diotaknya pecah dan sudah membanjiri otaknya. Bunda lihat di ruang ICU om hananto sudah di kateterisasi untuk mengeluarkan cairan diotaknya. Sekarang hanya tinggal doa, semoga om Hananto bisa melewati masa kritisnya dan bisa sembuh kembali. Amin.
Teman2 di PT.Badak, mohon doanya utk kesembuhan bpk Hananto(suami dr sylvani hananto),yg koma d RSUD Bontang.mdh2an segera dberi kesembuhan.amin
begitu bunyi status FB-nya.
Aduh, Bunda kenal dengan tante Vani, Bunda juga pernah beberapa kali ketemu Salsa anaknya yang baru berusia 2 thn. Beberapa teman Bunda disini langsung pagi itu berangkat menuju RSUD Bontang tempat om Hananto di rawat. Bunda langsung BBM-an dengan tante Siriz, ajak pergi kesana sama-sama.
Duh, kaget dan sedih banget Bunda pagi ini..
Tante Vani itu usianya lebih muda dari tante Viti, cobaan yang dihadapinya berat banget. Dan Salsa juga masih kecil.. kalau inget itu sesak dada Bunda, rasanya ingin nangis saja. Bunda jadi inget mas Arka dan dede Argi, gimana kalau ada apa-apa dengan Ayah? Bunda gimana? mas Arka dan dede Argi sekolahnya gimana? Makannya? Apa bisa Bunda cari uang untuk biaya hidup mereka nanti?
Jam 14.00 WITA Bunda di jemput tante Siriz. Sepanjang perjalanan Bunda ngobrol dengan tante Siriz, ternyata kita berdua punya fikiran yang sama. Dengan kejadian ini kita semua jadi berfikir ulang dan seperti ditampar keras-keras untuk segera sadar diri, semua ini hanya titipan. Apapun bisa terjadi entah besok atau hari ini, kapanpun semua titipan ini bisa kembali ke pemiliknya, Allah SWT. DAn kita mau tidak mau harus siap.
Sedih banget Bunda waktu ketemu tante Vani. Beliau kelihatan tabah walau sesekali masih terlihat dia menghapus air matanya. Katanya tante Vany sedih karena besok Salsa ulang tahun yang ke 2 dan tante Vany serta om Hananto sudah rencana mau pesan cake ke Bunda bergambar Upin dan Ipin kesukaan Salsa.. hiks.. Bunda jadi ikutan sedih dengarnya, semoga Salsa bisa tabah ya nak.. dan tumbuh menjadi anak yang sholeha yang selalu mendoakan kedua orang tuanya. amin.
Om Hananto sekarang masih dalam kondisi kritis, pembuluh darah diotaknya pecah dan sudah membanjiri otaknya. Bunda lihat di ruang ICU om hananto sudah di kateterisasi untuk mengeluarkan cairan diotaknya. Sekarang hanya tinggal doa, semoga om Hananto bisa melewati masa kritisnya dan bisa sembuh kembali. Amin.
Langganan:
Postingan (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.