
Greekkk...!
Bunda dan Ayah yang ada didalam kamar kaget, suara apa sih?
lalu pelakunya lari-lari masuk kamar sambil bilang
"maaf Bunda, maaf Bunda, maaf Bunda gorden Bunda hampir jatuh...."
Hhuuuffhhh...
"Gimana sih dek, kan sudah Bunda bilang jangan main-main di bawah gorden,
kalau kayunya kena dedek gimana?"
Bunda keluar dan lihat gordennya miring ke kanan nyaris jatuh,
Bunda langsung bilang :
"sudah ya dek, jangan main-main deket gorden lagi."
sambil bilang itu Bunda masuk kekamar lagi
karena Ayah baru saja datang mau makan siang.
Tiba-tiba..
greeekkk.. gubrakkk... jeddeeerr!
Aduh, apa lagi tuh?
Ayah dan Bunda segera berlari keluar kamar
dan aoaalllaaa....
gordennya sudah ambruk jatuh..
Haduuhh..
"Bundaaaa... " teriak mas Arka,
"Dede gak nurut Bunda, malah tarik-tarik gordennya!"
"maaf Bunda, maaf ayah.. maaf Bunda..."
begitu kata dede Arginya sambil cium-cium tangan Ayah dan Bunda
"De, tadi Bunda sudah bilang jangan main dibawah gorden,
kok dede gak dengerin omongan Bunda?" kata Bunda dengan sedih,
Ayah kelihatan kesel banget.
"sudah, sekarang dede Bunda hukum, duduk di kursi ini ya,
jangan turun-turun" lanjut Bunda sambil mengambil salah satu kursi meja makan
Huaa...huaaa... HUUUAAAA...
dedek Arginya langsung nangis histeris sesegukan...
"BUNDAAA... dede mau turun..."
Bunda geleng kepala..
"HUUUAAAA..." dede nangis lagi keras-keras
"Dede tau gak kenapa Bunda hukum dede?"
Dede Arginya masih nangis dengan wajah memelas,
tangisnya sudah tak sekeras tadi
"nggak tau, dede gak tau kenapa dede di hukum"
hah?
Bunda menarik nafas panjang
"Kan tadi Bunda bilang dedek jangan main di bawah gorden lagi,
Bunda jadi sedih karena dedek Argi gak nurutin omongan Bunda.
lihat sekarang ruang tivi kita gak punya gorden lagi.."
Dedek Arginya masih nangis trus bilang gini:
"sekarang dedek boleh turun Bunda?"
hah?
Bunda menggeleng lagi
"sekarang dedek Argi sudah tau salah dede apa?" tanya Bunda
sambil menatap mata dede Argi
yang masih penuh air mata
Dedek Argi jawab gini
"Nggak tau, dede juga heran kenapa Bunda hukum dede.. huuuuhhuuuu.."
sambil mulai nangis bombay lagi..
aduh.. dede Argi kok gak ngerti-ngerti sih?
"Dede Argi Bunda hukum karena dede gak denger omongan Ayah Bunda"
trus Bunda diam
"sekarang gorden kita rusak, Ayah dan Bunda harus benerin"
Dede Argi ambil tangan Bunda terus dicium sambil bilang
"maafina dede ya Bunda, Bunda jangan marah lagi"
Mas Arkanya mendekat sambil bilang
"sekarang dede Argi boleh turun Bunda?"
Bunda mengangguk sambil tersenyum
"boleh, tapi dede janji ya, jangan diulangi lagi"
Dede mengangguk sambil dibantu mas Arka-nya turun dari kursi,
lalu dede Arginya peluk Bunda.
Selesai berpelukan Bunda langsung masuk kamer,
kasihan Ayah gak bisa istirahat siang deh.
Ayah tanya "gimana?"
"Sudah minta maaf, sudah menyesal dan sudah janji gak akan diulangi lagi"
Ayah tersenyum lebar.. "nangisnya kenceng banget, emang diapain?"
Bunda jawab " gak diapa-apain, cuman disuruh duduk di kursi nakal aja.. he.he.."
lalu mas Arkanya masuk
"Bunda, besok kita jadi pergi gak?"
Ayah yang jawab
"kita tidak akan pergi kalau gorden rumahnya belum terpasang lagi"
"Kenapa gak ayah pasang?"
tanya Arka lagi
"Gak ada tangganya"
jawab ayah singkat sambil melirik aku.
"Emang tangganya ada dimana?"
tanya Arka lagi, sepertinya mas Arka khawatir banget
kita gak jadi jalan-jalan ke Samarinda
"Coba Arka tanya tetangga kita, mungkin ada yang punya tangga"
eehh... langsung diambil buku telpon
dan mulai menelpon tetangga yang mas Arka kenal.
"hallo ini Arka, mau pinjem tangga"
hue..he..he.. hebat, berani juga mas Arkanya.
Untung trus om Faizal punya tangga, dan rumahnya juga gak terlalu jauh.
Selesai menelpon mas Arkanya langsung mengkoordinir suster dan dede Argi
katanya
"suster ayo cepet kta ambil tangga di rumah adek Fiya,
biar gordennya bisa di benerin ayah, jadi besok kita bisa berangkat ke Samarinda.. ayooo"
Ayah dan Bunda pandang-pandangan..
hebaat banget mas Arka,
bisa menyelesaikan masalah!