skip to main | skip to sidebar

♥ Tentang Kami ♥

Foto saya
Keluarga Kecil Hidayat
Cerita ini untuk anak-anakku tersayang, cerita tentang masa-masa emas waktu kecil, supaya mereka selalu ingat kalau Bunda dan Ayah selalu sayang mas Arka, Iyai Argi dan adek Arza..♥
Lihat profil lengkapku

♥ Tamu Kami ♥

♥ Translate ♥

♥ Daftar Isi ♥

  • ►  2013 (2)
    • ►  Juni (2)
  • ►  2012 (10)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Maret (6)
  • ►  2011 (26)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (7)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (11)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ▼  2010 (60)
    • ▼  Desember (10)
      • Setahun Yang Lalu
      • Haji 2010 : Cerita di Madinah
      • Haji 2010 : Menuju Madinah
      • Haji 2010 : Arafah - Muzdalifah - Melempar Jumrah
      • Haji 2010 : Cerita di Mina
      • Haji 2010 : Ulang Tahun paling berkesan
      • Haji 2010 : Perlengkapan yang harus dibawa
      • Haji 2010 : Sholat Jum'at di Masjidil Haram
      • Haji 2010 : Bontang - Jakarta - Jeddah - Mekkah
      • Couple Not Having Children?
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (11)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2009 (35)
    • ►  Desember (8)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
  • ►  2008 (57)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (10)
    • ►  Juli (17)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2007 (20)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2006 (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2005 (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2004 (4)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Juni (2)

♥ Cerita Kami ♥

  • Arkagi (78)
  • Arkagiza (8)
  • Artikel (29)
  • Ayah Euro Trip (7)
  • Cerita Bunda (17)
  • Dapur Bunda (16)
  • Haji 2010 (8)
  • Hidayat's Family (26)
  • Liburan 2011 (4)
  • Raisba Rahman (2)
  • Risiniti Hasbullah (6)
  • Ulasan Bunda (14)

Cerita untuk Taratugang

Kamis, 30 Desember 2010

Setahun Yang Lalu

Oleh : Hasviniyanti

Setahun yang lalu aku begitu cemas waktu mau pindah ke Bontang, gak ada siapa-siapa.. gak ada yang aku kenal. Dan Bontang seperti-nya middle of nowhere waktu itu. Aku juga begitu berat meninggalkan Zona nyaman-ku, meninggalkan sahabat-sahabatku geng Pendopo, Jeng Lia, Jeng Dini, Nisa, Tari, Ari, Tri, Dyah, mama Gholy, teacher-teacher Islamic Centre bhuu huuhuu.. apa di Bontang aku bisa punya teman-teman seperti mereka? Makan bareng, ke salon bareng, bikin event-event bareng, ikutan KPA bareng, cari sponsor bareng, dimarahin orang-orang bareng.. duh, kangen masa-masa itu, bisa gak di Bontang aku kayak gitu?

Alhamdulillah waktu brosing-brosing resep eee aku terdampar di blog-nya mbak Estherlita (yang sampe sekarang menjadi salah satu orang favorit-ku di dunia maya, iyaa laa wong cerita-ceritanya seru banget, hidup dan omg resep-nya banyaaakkk bangeeeddddd, jempol deh! ), disitu banyak cerita tantang Bontang, khususnya rumah di PC. Seneng karena akhirnya ada bayangan kayak gimana tempat tinggal-ku nanti.

Selain dari blog-nya mbak Esther, aku juga dapat info tentang komplek dari Devi dan Anton, dua keponakan-ku yang pernah tinggal di komplek ini. Sambil panen dan nanem2 sayuran di Farmtown kita ngobrol-ngorol tentang Bontang :)) Selanjutnya kenalan dengan Rina dan om Auk lewat FB, oo dua orang malaikat kali ya.. (lebay mode on) yang banyak ng-bantu proses perpindahan kita yang ribeeeeettt bangedd... sampe hampir desperate karena banyak-nya kardus yang harus dikirim, banyak banget juga barang yang harus di tinggal bhuu-huu-hu.. terutama cermin kesayanganku yang terpaksa aku tinggal karena gak bisa di kirim, ke gedean euy, ongkirnya mahal.. bhuu huuhuuu.. dan juga koleksi buku-buku-ku, dan juga Michael, kura-kura kesayanganku..

Anyway, lewat jeng Rina juga aku kenalan dengan bakul kueh di Bontang yang super canggih ha ha haa.. jebolan-nya NCC dan teh Iceu, siapa lagi kalo bukan Jeng Dessy.. tarraaaa... udah pada lihat kue-nya kan? Cakep-cakep kan? Sampe sekarang jeng Dessy masih setia lho jadi tempat curhat dan tempat tanya-tanya tentang perkuehan, sayang ya, rencana mau latbar gak jadi-jadi.. he he he..

Pertama kali menginjak kota Bontang, aku langsung takjub dengan tatakotanya yang rapi, bersih, terutama didalam komplek. Takjub juga karena hari kedua, aku dengan setia nunggu tukang sayur yang gak lewat-lewat, akhirnya makan indomie karena baru ngeh kalo tukang sayur emang gak ada yang lewat depan rumah :P Sepi-sepi-sepi.. tetangga jaraknya jauh, gak ada yang duduk-duduk depan rumah, gak ada yang lewat-lewat ngobrol di depan pager .. eh, gak ada pager deng rumahnya.. gak ada tukang siomay lewat, gak ada bakso, gak ada mie ayam, gak ada sate, semua harus beli di luar komplek.

Semua rumah bentuknya sama, sampe nyasar berkali-kali aku di dalam komplek.. :P

Lalu aku ketemu Siriz yang cantik dan baik hati, yang baru terdampar di Bontang juga. Seneng banget akhirnya ada temen senasib yang sama-sama masih perlu adaptasi dengan suasana Bontang. Uuggh, langsung deh kita curhat-curhatan segala hal dengan seru-nya, dari A s/d Z sampe balik side A s/d Z lagi.

Udah segitu aja?

Ya nggak dong, terus aku ketemu Wiwiek di konsernya GIGI, kenalan dan lho kok langsung akrab cerita ini itu sampe akhirnya jadi pelanggan setia edible-ku.. *hugs*

Selanjutnya berangsur-angsur aku kenalan dengan banyak orang di arisan RT, di arisan section, di Kalbu, di geng kasus, di PWP, di PKT, di Berbas, di Tanjung Laut. Ada bu Winny yang bijaksana, ada mbak Eni dan mbak Yuli yang super kreatif, ada mbak Ade yang lembut, ada Nuke yang penuh semangat, ada Irly yang jauh disana, ada Honey yang udah pindah, ada Selly di Berbas, ada Ima di pengadilan Bontang, ada mbak Norma di PWP, teh Inong yang jago mengolah cokelat, Teh Taty yang suaranya merdu pisan, Teh Dewi yang olahragawan, Lian yang lucu, Teh Suci, Mbak Ati dan mbak Rina tetangga se RT-ku, mbak Hera yang berwibawa banget suaranya, mbak Chris yang penuh ide... dll dsb dst.. (maap yang belum kesebut, bukan aku gak cinta tapi takut note-nya gak cukup ;P)

Kembali ke laptop,
Alhamdulillah.. setahun yang lalu aku sangat cemas.. diakhir tahun ini aku ucapkan alhamdulillah, di Bontang, temanku bertambah banyak, sahabatku bertambah banyak, saudaraku bertambah banyak.. dan terutama, aku bisa tetap eksis.. jiaaahhh !!

 Bikin kueh, bikin buku, bikin cerpen... Bha.. ha..ha.. next target mau coba-coba bikin baju ah kayak mbak Yuli, wish me luck yaa...

*terima kasih untuk semua teman-temanku, I lop u pull, karena kalian hidup-ku jadi penuh warna*
Diposting oleh Keluarga Kecil Hidayat di 07.13 Tidak ada komentar:
Label: Hidayat's Family

Senin, 27 Desember 2010

Haji 2010 : Cerita di Madinah

20 - 28 Nopember 2010

Senangnya sampai di Madinah, dan pertama kali lihat masjid Nabawi yang cantik ya Allah, benar-benar seperti mimpi. Syukur alhamdulillah hotel Bunda dekat dengan masjid, malah dari jendela Bunda bisa melihat kearah masjid Nabawi nan elok itu. Melihat payung-payungnya terbuka dan tertutup secara otomatis.


Cantiknya masjid Nabawi
 Di kota ini Ayah dan Bunda agak santai, kerjanya cuma sholat, tadarusan di masjid, kenalan dengan orang-orang dari negara lain dan ziarah.


Pelataran masjid Nabawi yang indah banget

Makanan juga terjamin, alhamdulillah Bunda dan Ayah tidak pernah merasakan kelaparan selama ditanah suci ini, malah makanan banyak berlebih. Menunya juga berganti-ganti, masakan Indonesia jadi gak bikin perut harus adaptasi. Cuma ada yang lucu, disini ada sayur asem yang pake timun, jadi aneh deh. Oiya, menunya juga selalu ada daging, kerupuk dan mentimun. Pernah menunya bakso, tapi rasanya seperti banyak terigunya berbeda dengan bakso di tanah air.

Kadang-kadang Ayah dan Bunda cari-cari makanan khas Arab, roti besar sebesar tampah dimakan dengan ayam goreng tepung, atau kebab asli arab yang rasanya asem dan banyak seledrinya, atau acar arab yang bener-bener aseeemm hiiiyy.. kecut banget, Bunda diketawain orang Arab waktu ngotot pengen nyobain itu he he he.. ternyata bener deh, gak cocok dengan lidah Bunda, ada juga puding beras ala Arab yang maniiiiiisss banget, iya bener-bener manis dan berlemak dan penuh susu, enak disuapan pertama, begitu yang kedua dan ketiga he he he.. Bunda nyerah deh, terlalu manis euy.... Yang agak cocok dengan lidah Bunda itu ada nasi Biryani dan nasi Mandi, isinya nasi dicampur rempah-rempah dan daging-dagingan dicampur jadi satu, enak, waktu itu Bunda dikasih orang India yang duduk disamping Bunda waktu sholat Ashar.

oiya, Bunda jadi nyicip berbagai makanan itu juga karena beberapa kali duduk sholat di Masjid Nabawi ini dengan ibu-ibu dari negara lain. Memang senagaja sih Bunda selalu cari posisi yang bukan di Negara Indonesia, ingin kenalan aja sambil ngobrol-ngobrol pakai bahasa isyarat. Lucu, ada yang kasih Bunda puding beras, ada yang kasih nasi, ada yang kasih air minum, ada yang kasih bunda gelang, ada yang pinjemin kain, ada yang kasih kacang-kacangan ada yang kasih kismis bahkan ada yang kasih gula pasir! Iya cemilannya gula pasir gitu.. hihihi.. kalau Bunda sengaja bawa beberapa gantungan kunci gambar wayang dan batik untuk souvenir mereka, ada yang ngajarin Bunda ngaji dan membaca huruf gundul alhamdulillah, memang Bunda gak bisa baca huruf gundul, ada juga yang ngajarin Bunda cara berzikir. Subhanallah, saudara kita banyak sekali di muka bumi ini ya.. :)

Pokoknya kembali kesoal makanan, insya Allah makanan tidak menjadi masalah asal pinter-pinter pilih saja, jangan sampe setelah makan ee kita malah diare, alhamdulillah perut Bunda kuat, jadi bisa makan macem-macem, kalau Ayah cuma anter-anter Bunda cicipin berbagai makanan aja, gak berani makan, takut sakit perut.


Antri apa sih?
 

Akhir nya Ayah ikutan antri juga deh, woow ramenya..

Ternyata ini nih, kebab yg konon katanya paling enak se Madinah ♥
Di Madinah ini udaranya betul-betul dingin. Bunda sampai pakai baju berlapis-lapis dengan sarung tangan dan kaos kaki tebal. Malah beberapa kali mimisan dan gatal-gatal karena gak bisa diudara dingin, terutama kalau mau bangun sholat Tahajud dan sholat Subuh, duh, darah pasti langsung ngucur dari hidung Bunda. Untung Bunda tidurnya pas dekat kamar mandi, jadi bisa langsung lari masuk kamar mandi kalau terasa hidung mulai keluar darah. Ayah gak mimisan sih, cuma sedikit sakit perutnya dan sedikit gatal-gatal juga.

Selain mimisan dan gatal-gatal pengaruh udara dingin itu juga membuat Bunda sering kesetrum he he, iya, pegangan Ayah kesetrum, buka pintu kesetrum, beresin seprei kesetrum, kesenggol orang kesetrum hihihihi lucuu... kaget. Gak selalu kesetrum sih, tapi sering juga, jadi kadang kesetrum kalau gandengan sama Ayah kadang baik-baik saja, kadang mencet tombol lift kesetrum kadang nggak...

Di Masjid Nabawi ini tempat sholat laki-laki dan perempuan dipisah. Jadi Ayah dan Bunda selalu janjian di pintu toilet 5, kadang Bunda duluan yang sampe kadang Ayah yang tunggu Bunda. Selesai sholat baru deh kita berdua jalan-jalan santai lihat-lihat yang rame jualan di sepanjang jalan menuju hotel.


Hihihih Bunda kaget di foto Ayah pas baru pulang sholat
 Selama proses menunggu itu biasanya Bunda suka sambil ngobrol dengan ibu-ibu yang lagi nunggu juga, ada yang dari India, Turki, Tazakastan, Nigeria dll


Ini kenalan Ayah yg namanya Ibrahim, dari Nigeria

Dengan Mohammad, orang Tajikistan


Diatas masjid Nabawi
 Di Madinah maupun di Makkah setiap kali kita mau masuk masjid pasti di geledah oleh Askar, tapi di kedua tempat ini penggeladahan yang ketat banget itu untuk wanita. Jadi susah dan deg-degan untuk bawa kamera ataupun HP berkamera, kalau Ayah bebas banget foto-foto dalam masjid malah bisa foto juga di Raudha.
Kalau Bunda yaa cukup foto-foto diluarnya saja deh.. he he alhamdulillah


Diatap Masjid Nabawi waktu malam


Suasana didalam Raudha, rame
 Di Madinah ini ada restoran Si Doel dekat hotel. Langsung malem-malem selesai sholat Isya Ayah dan Bunda menuju te-ka-pe duh, ternyata baru buka minggu depan, pas kita malah kembali ke Makkah, gak jadi deh kuliner disitu.

Nah, acara di Madinah juga belanja oleh-oleh nih. Bunda beli sajadah, baju gamis, sorban, tasbih, emas.. oiya, toko perhiasan emasnya itu di dekat pemakaman Baqi, lumayan ada selisih harga. Pertama-tama sih rencananya hunting harga dulu ditoko perhiasan yang banyak berjejer di belakang masjid Nabawi (di bawah-bawah hotel Taiba, etc), survey hari pertama harga masih normal,  hari ke tiga mulai naik, hari ke empat tambah naik sampai akhirnya Bunda niat mau beli satu kalung berbentuk ka'bah masya Allah harganya naik tinggi banget karena jema'ah Haji Indonesia yang ONH biasa mulai berdatangan dan memborong emas-emas itu, gak jadi deh beli emasnya he he


Ini tempat belanjanya, harus pinter-pinter nawar deh..


Deretan toko disepanjang jalan menuju Masjid
 Gak disangka ternyata ada saudara lho yang tinggal di Madinah ini, namanya Elbi, itu sepupu Ayah dari Gontor, anaknya pak lek Hasan. Seneng deh waktu ELbi dateng ke hotel terus ngobrol-ngobrol lama sama ayah dan pak de Arief.


Pak de Arief, om Elby dan Ayah

Dibelakang Bunda itu ada pramuka-pramuka yang tugasnya
membantu orang yang perlu kursi roda.

Mobil ini mondar-mandir membersihkan lantai halaman Masjid Nabawi

Ini petugas yg membersihkan payung dan lampu-lampu

Ayah dan Bunda
 Di Madinah ini Bunda dan Ayah juga ziarah ke Makam Nabi Muhammad SAW, ke Baqi kuburan para sahabat, rebutan ke Raudah , ziarah ke masjid Kuba, kebun Kurma, Mesjid Kiblatain, Mesjid 7, Jabal Magnet. pabrik al-quran dam pabrik karpet.

Ceritanya nanti ya, insya Allah Bunda bikin satu persatu.
Diposting oleh Keluarga Kecil Hidayat di 07.00 Tidak ada komentar:
Label: Haji 2010

Haji 2010 : Menuju Madinah

19 Nopember 2010

Selesai melaksanakan 7 putaran tawaf wada sekitar jam 03 dini hari. Alhamdulillah rombongan Ayah dan Bunda segera menuju apartemen.

Saat ini kondisi fisik Bunda mulai menurun, masuk angin dan muntah-muntah.
Selesai sholat tahajud dan sholat subuh, Bunda segera minum obat flu dan batuk yang dibawa dari tanah air.
Duh, akibatnya Bunda jadi ngantuk berat.

Jam 09.00 waktu setempat rombongan Ayah dan Bunda kembali bergerak naik bis menuju Madinah. Perjalanan yang panjang dan lama melewati gurun-gurun pasir yang tandus, melewati peternakan unta, sayang sekali kondisi Bunda lagi drop, ngantuk berat jadi selama perjalanan Bunda hanya tidur dan tidak banyak yang bisa di ceritakan.

Sampai di Madinah menjelang magrib, segera berlari-larian menuju pelataran Masjid Nabawi untuk melaksanakan sholat magrib berjama'ah.

Ada yang bilang untuk melaksanakan Arbain di masjid Nabawi, yaitu sholat 40 waktu tanpa terputus di Masjid Nabawi ini. landasannya itu adalah :

Dalam riwayat Anas bin Malik Rasulullah bersabda "Barangsiapa shalat di masjidku empat puluh kali sholat (arbain) dengan tanpa ketinggalan satu sholat pun, maka ditulis baginya selamat dari api neraka dan keselamatan di hari kiamat" (H.R. Tabrani).

Hadits ini yang dijadikan landasan bagi mereka yang melakukan sholat arbain (empat puluh kali sholat) di masjid Nabawi.

Allahualam bisawab. Ayah dan Bunda berusaha melengkapi sholat 40 waktu ini selama berada di Madinah, insya Allah diijabah Allah SWT. Amin.
Diposting oleh Keluarga Kecil Hidayat di 06.00 Tidak ada komentar:
Label: Haji 2010

Haji 2010 : Arafah - Muzdalifah - Melempar Jumrah

15 - 16 Nopember 2010
Hari ini jadwal untuk wukuf  di Arafah.


Mejeng dulu sebelum bis datang

Sudah mandi, kemudian memakai pakaian ihram, menunggu antrian Bis. Berangkat menuju Arafah, di Bis mulai pasang niat Ihram Haji
“Labbaika Allahumma Hajjan”


antrian bis menuju Arafah

duh, merinding Bunda selama perjalanan, deg-degan luar biasa.
"Ya Allah, lancarkan perjalanan ibadahku dan suamiku ini, kami melakukan ini karenamu ya Allah, sempurnakan ibadah haji kami.. amin.."

Siap-siap menuju Arafah

Di Arafah sudah banyak orang, cuaca juga sangat panas. Walaupun tenda rombongan Bunda sudah ber AC tapi masih kalah dengan teriknya matahari diluar sana.


Ada yang jalan kaki menuju Arafah


Tenda-tenda di Arafah


Ini didalam tenda pada saat wukuf di Arafah

Di arafah ini kegiatannya mendengarkan Kutbah wukuf, Shalat dhuhur & Ashar di qasar, ber istigozah, berdo’a wukuf, dan disunahkan bertalbiyah. Setelah matahari terbenam baru diperbolehkan meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah.

Ayah dan Bunda mencari tempat sepi berdua, menghadap ke gunung-gunung tandus didepan tenda, bertafakur, introspeksi diri dan berdoa kepada Allah sambil bercucuran air mata, gak tau kenapa ya tapi rasanya sediiihhh banget, air mata Bunda gak berhenti mengalir selama di Arafah ini, rasanya Bunda banyak dosa banget ke Allah, ke Ayah, ke mas Arka dan dd Argi, ke orang-orang sekitar Bunda.

Bunda memohon ampun dengan sepenuh hati, semoga Allah mengampuni dosa-dosa Bunda, insya Allah Bunda menjadi orang yang lebih baik setelah pulang ber haji ini. Amin.

Selesai wukuf di Arafah dan matahari sudah tenggelam, langsung menuju Muzdalifah dengan niat Mabit dan mengambil batu-batu untuk melontar. Disini tidak seperti di Mina atau di Arafah yang disediakan tenda, di Muzdalifah hanya disediakan alas terpal tipis.


mabit di Muzdalifah

Mulailah disusun ransel dan tas sebagai alas kepala untuk tiduran. Tidur beralas terpal dengan beratap langit berhiaskan bulan dan bintang. Langit beserta hiasannya terlihat dekat dan indah. Subhanallah, tidaklah sia-sia Engkau menciptakannya.Maha Suci Allah peliharalah kami dari siksa neraka.

Di Muzdalifah ini bapak-bapaknya masih dalam kondisi ihram, jadi hanya mengenakan 2 lembar kain untuk menahan dinginnya angin.

Setelah beristirahat sejenak, Ayah dan Bunda mulai mencari-cari batu kerikil untuk melontar besok. Batunya tidak terlalu besar dan tidak juga kecil, secukupnya saja. Saat inilah senter digunakan.. :)

Ayah dan teman-teman mencari batu krikil


Krikilnya kira-kira sebesar ini saja


Ada yang baik kirim nasi untuk jama'ah

Lewat tengah malam rombongan bergerak kembali menuju tenda di Mina.

Sampai di Mina istirahat sebentar, Ayah dan Bunda beserta rombongan bersiap-siap kembali untuk melontar jumrah Aqobah pada hari Nahar (hari pertama hanya jumrah Aqobah yang dilontar). Jarak dari tenda ke tempat lempar Jum'rah lumayan cukup jauh, dan ditempuh sambil berjalan kaki.

Pak Nayuri sebagai pemimpin rombongan membawa bendera hijau KBIH kami, biar terlihat dari jauh bendera tersebut diikat diranting pohon. Sepanjang perjalanan Ayah dan Bunda mengucapkan talbiyah.

Melewati dua terowongan Mina dan bergabung dengan rombongan lain yang akan melontar, dalam perjalanan ini sempat ciut juga nyali Bunda, khawatir dengan padatnya jemaah yang akan melontar jamrat. Bunda terbayang beberapa kejadian yang banyak memakan korban dalam pelaksanaan wajib haji ini. Namun, sesaat kemudian Bunda harus melepaskan pikiran tersebut dan kembali memasrahkan diri kepada ketentuan Allah, semua Allah yang menentukan, dan lagi kalau ada rasa was-was itulah pekerjaan syaitan didalam menggoda keimanan kita ya kan?. Pada saat diawal area melontar, kami diarahkan oleh petugas untuk menuju tempat melontar di bawah, kemudian Ayah mengingatkan Bunda untuk mengeluarkan batu kerikil untuk disiapkan digenggaman.

Hampir mendekati tempat melontar, pak Nayuri mengambil posisi masuk dari tengah diikuti oleh kami yang dibelakang. Ayah dan Bunda berusaha mendekati pinggiran tempat melontar, memberi kesempatan jemaah yang sudah melontar untuk keluar area lalu sedikit demi sedikit mulai masuk menggantikan posisi jemaah yang sudah selesai. Bunda mulai pasang niat didalam hati bahwa Bunda mau melontar semata mata karena Allah.

"Bismilahi Allahu Akbar……..!"

Bunda berseru keras sambil melontarkan satu persatu batu kerikil.

"Bismillahi Allahu Akbar….!" 

Ayah dan Bunda terus bertakbir setiap melakukan lontaran sampai selesai 7 batu kerikil di tangan. Setelah menyelesaikan 7 lontaran, Ayah melindungi Bunda untuk keluar dari area sambil memegangi kepala takut kalau terkena batu yang nyasar.

Agak menjauh dari jamarat Aqobah, Ayah dan Bunda berhenti sejenak menghadap kearah kiblat untuk memanjatkan do’a sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah untuk berdo’a ketika selesai melontar. Sehabis berdo’a lalu berkumpul diujung jalan, dengan melihat lambaian bendera rombongan yang berwarna hijau stabilo.

Alhamdulillah Ayah dan Bunda bisa melontar dengan lancar tanpa kendala apapun.

Didalam terowongan Mina menuju tempat lontar

Jalan kaki menuju Jumarat

Setelah melontar selesai maka kita sudah bisa Tahalul Awal, kembali ke kemah dan mengganti pakaian ihram dengan pakaian biasa. Tapi Ayah dan Bunda beserta beberapa orang dari rombongan memilih untuk langsung ke Masjidil Haram untuk tawaf Ifadah dan Sa'i. Dan hanya memotong rambut sedikit dijalanan menuju Masjidil haram.

Alhamdulillah....lega saat itu karena satu kewajiban haji telah Ayah dan Bunda laksanakan dimana Allah memberi kemudahan-kemudahan dalam pelaksanaannya, jauh dari apa yang Bunda bayangkan semula. Saat ini Ayah dan Bunda sudah terbebas dari larangan Ihram kecuali hubungan suami isteri. 
Untuk menuju ke Masjidil Haram rombongan Ayah dan Bunda harus berjalan kaki dulu jauuuhh menuju tempat bis, alhamdulillah ada juga bis yang mau membawa rombongan kita.

Disepanjang perjalanan Bunda selalu ngucap syukur untuk semua kenikmatan-kenikmatan dan kemudahan yang Allah berikan selama kami tetap istiqomah ingin melaksanakan segala kegiatan ritual haji dengan sempurna.

Setelah melewati dua terowongan di antara Ajiziyah dan Mekkah, rombongan Ayah dan Bunda tiba dipelataran masjidil haram. Subhanallah, luar biasa jumlah jamaah yang akan menyelesaikan tawaf saat itu, rasanya tidak ada ruang kosong lagi untuk bisa menggerakkan badan. Sedikit demi sedikit rombongan Bunda mengikuti putaran arus tawaf, Ayah dan Bunda segera berniat dan masuk kepelataran yang penuh sesak itu sehingga sampai dipojok start hajar aswad.

Ayah mulai mengukur sudut yang tepat antara lampu hijau didinding masjid dan sudut hajar aswad, untuk mengira-ngira pas ini juga luar biasa perjuangan karena dorongan arus tawaf yang begitu besar, begitu Ayah rasa sudah pas sudut mulai, Bunda mulai berniat didalam hati untuk melakukan tawaf kemudian ”Bismillahi Allahu Akbar” ayah dan Bunda melangkahkan kaki kanan.

Baru beberapa meter berselang, rombongan mulai terpisah karena dipecah oleh gelombang arus tawaf. Masya Allah berat rasanya perjuangan untuk menyelesaikan putaran demi putaran karena himpitan, sikutan, dorongan para jamaah.

Tadinya Bunda berusaha bergerak menuju ke putaran yang agak didalam agar jarak lintasan tidak terlalu jauh, namun kondisi ini sangat membahayakan, Ayah berbisik dan mengarahkan Bunda untuk kembali kelintasan sebelah luar karena dorongan yang dasyat terjadi didekat hajar aswad dan maqom Ibrahim. Ayah berada dibelakang Bunda menjaga Bunda supaya tidak terdesak-desak orang. Beberapa kali juga Bunda harus mendongakkan kepala keatas untuk mengambil nafas.

Selesai putaran ke 7, Ayah dan Bunda memilih posisi searah dengan Maqom Ibrahim dekat area masjid, untuk melaksanakan Sholat sunnah setelah tawaf. Setelah mendapat tempat yang cukup strategis, dan anggota rombongan lain juga terlihat tidak jauh, Ayah dan Bunda melaksanakan sholat sunnah dilanjutkan dengan berdo'a sepenuh hati. 

Setelah puas dengan do’a, Ayah dan Bunda menuju dispenser Air Zamzam (kalau dulu untuk minum air zamzam kita bisa ke sumur zamzam yang letaknya dilantai bawah, saat ini sumur itu sudah ditutup dan digantikan dengan dispenser). Segar banget rasanya, alhamdulillah, lega rasanya bisa menyelesaikan satu lagi rukun haji.


Selesai tawaf

Selesai beristirahat sejenak mulailah Ayah dan Bunda dan beberapa peserta rombongan menuju tempat Sa'i. Wah, ternyata lautan manusia juga berkumpul disini.

Bismillah, walau berat rukun haji ini harus Ayah dan Bunda jalani. Pelan-pelan Ayah dan Bunda mulai berjalan diantar bukit Safa dan Marwa, sambil sesekali berhenti untuk minum air zamzam.
Diantara pilar hijau Ayah berusaha untuk bisa berlari-lari kecil sambil terus membaca doa-doa. Selesai 7 putaran, Ayah dan Bunda berkumpul kembali dengan rombongan di tempat yang sudah disepakati lalu bersalam-salaman dan melakukan tahalul.


Alhamdulillah, selesai sudah tawaf dan Sa'i

Tidak terasa ternyata rombongan Ayah dan Bunda banyak yang terpencar, syukur alhamdulillah akhirnya bisa lengkap lagi. Setelah lengkap kita siap-siap menuju tenda di Mina.

Berjalan kaki lagi jauuh sekali untuk mencari bis. Alhamdulillah dapet juga bisnya tapi ya Allah ternyata tidak sampai di Mina karena macet, terpaksa rombongan Ayah dan Bunda turun dari bis dan berjalan kaki kembali.

Disini benar-benar ujian kesabaran.

Kita harus jalan kaki jauuuhh banget dan tidak tahu arah kemana. Dari berbagai penjuru terlihat banyak orang berpakaian ihram putih-putih berjalan kaki, debu dan terik matahari yang mulai terbit. Tenda-tenda putih juga terlihat di kiri dan kanan jalan. Bunda mulai merasa letih dan haus sekali, tiap langkah Bunda berdoa supaya diberi kekuatan.

Setelah sekian jam berjalan kaki dan muter-muter tak tentu arah, akhirnya alhamdulillah maktab 100 ketemu juga. Bunda langsung tidur kecapean, kaki rasanya panass banget.

Tapi, walau capek luar biasa dan lelah tapi 3 ritual haji sudah dijalani, tinggal nanti lempar Jumrah lagi. Bismillah, semoga Ayah dan Bunda selalu dalam lindungan Allah SWT dan semoga kami berdua diberi kekuatan dan kemudahan untuk menyelesaikan ibadah di tanah haram ini.

Amin amin allahuma amin.

Cuaca hari ini panas sekali, konon suhu mencapai 52 derajat celcius, berkali-kali Bunda harus menyemprot muka dan badan Bunda dengan air karena tidak tahan panasnya. Ada juga berita-berita tentang jemaah haji yang meninggal karena kepanasan, innalillahi wainnailaihi rojiun.

Eeee bangun tidur Bunda lihat kepala ayah sudah gundul he he he..


insya Allah jadi Haji yang mabrur amin..
 17 Nopember 2010

Setelah puas beristirahat didalam tenda, Ayah dan Bunda kembali bersiap untuk melontar Jumrah lagi. Kali ini ada 3 tempat yang harus kita lempar, Ula , Wusta dan Aqobah.

Ayah berada diposisi depan dan Bunda dibelakang sambil berpegangan erat, kemudian Ayah menerobos masuk mendekat jamarat ula dari sisi tengah, sedikit demi sedikit mendekati jumrah menggantikan posisi jamaah yang sudah selesai melontar.

Setelah berada dibibir jumrah dengan tenang Ayah melontarkan batu, setiap satu batu Ayah teriakkan takbir, mengagungkan asma Allah… Bismillahi Allahu Akbar, mengakui kebesaran Allah dan meyakini bahwa semua ciptaannya tunduk atas kuasa-Nya, Semoga Syaitan menjadi terhina dengan semakin tebalnya rasa keimanan ini.

Alhamdulillah Ayah dan Bunda dapat posisi dinding jumrah dibagian tengah, Bunda teringat pernah membaca disalah satu buku untuk berusaha mengambil posisi tengah karena diposisi itulah Insya Allah posisi jamarat dibangun. Hal ini memang tidak ada hubungannya dengan sah tidaknya melontar namun ada kepuasan tersendiri bisa melaksanakan setiap amalan haji dengan sempurna.

Tidak perlu emosi melemparkan batu seolah-olah kita sedang melempar syaitan begitu nasehat pembimbing haji Ayah dan Bunda, yang diperintahkan Allah adalah menegakkan dzikir di jamarat (tidak ada do’a do’a tambahan selama melontarkan batu-batu tersebut), setelah satu batu selesai dengan sempurna baru dilanjutkan dengan melontarkan batu berikutnya, satu persatu dengan tenang sampai ke tujuh batu habis.

Selesai melontarkan 7 butir batu di jumrah Ula, Ayah menarik Bunda untuk menjauh dari jumrah ula untuk berdo’a sejenak diujung jumrah ula, karena posisi diujung merupakan tempat yang aman dari lalu lalang jamaah yang akan melontar lanjutan ke jamrat Wusta.

Hal yang sama juga Ayah dan Bunda saat melontar di jumrah Wusta, diteruskan dengan berdo’a lalu lanjut ke jumrah Aqobah dan dari jumrah Aqobah Ayah dan Bunda menuju keluar jalan arah ke Haram karena setelah melontar di jumrah Aqobah tidak dianjurkan berdo’a.

Alhamdulillah alhamdulillah doa dan zikir Bunda didengar Allah SWT. Proses ibadah lempar Jumrahnya sudah selesai dan berjalan dengan lancar. Legaa..


Alhamdulillah sudah selesai melontar

Sambil menunggu anggota rombongan lain menyelesaikan lontarannya Bunda lihat banyak sekali pengemis disekitar Jamarat ini, belum lagi sampah-sampah yang menggunung, rasanya pasukan berseragam kuning petugas kebersihan masih harus bekerja keras membersihkan wilayah ini.



Ini petugas kebersihannya

Sampai di tenda Mina, Ayah mengajak Bunda untuk jalan-jalan melihat sekeliling maktab.

Sayang Bunda lelah sekali, insya Allah besok pagi saja jalan-jalannya ya.

18 Nopember 2010

Pagi-pagi sekali, selesai sholat subuh dan mendengarkan kutbah subuh Ayah dan Bunda jalan-jalan keliling maktab. Ayah dan Bunda juga sudah selesai berkemas karena hari ini selesai melempar Jumrah kita akan segera meninggalkan Mina.

Selesai berkemas Ayah dan Bunda berkeliling tenda melihat-lihat berbagai orang dari berbagai bangsa, ada orang kulit hitam mungkin dari Afrika, ada orang sipit-spit mungkin dari Cina, ada orang tinggi besar. Ada yang jualan baju-baju, kain-kain, peci-peci, buku-buku.

Dipasar kaget ini Bunda beli sorban bagus untuk Ayah, buku dan peci-peci.

Jam 11.30 waktu setempat rencananya rombongan kita mau berangkat ke Jamarat lagi, untuk lempar Jumrah, tapi ternyata ada berita kalau tempat lontarnya sudah penuh banget.

Akhirnya rencana dibatalkan.

Rombongan Ayah dan Bunda baru bergerak sekitar jam 14.00 waktu setempat.

Hari ini lebih padat dari hari kemarin, dari berbagai penjuru orang bergerombol berdatangan menuju Jumarat, panas terik, debu beterbangan. Bunda langsung membuka payung untuk melindungi dari teriknya matahari. Beberapa teman dirombongan Bunda membeli topi ala Vietnam dengan caping lebar untuk melindungi wajah dari terik matahari.


selesai sudah ritual haji, alhamdulillah
 Alhamdulillah, walaupun rame dan sangat padat tapi Ayah dan Bunda selalu diberi kemudahan oleh Allah dalam melaksanakan ibadah ini. Ula, Wustha dan Aqoba sudah lengkap dilontar. Alhamdulillah selesai sudah ibadah Haji Ayah dan Bunda...

Ayah dan Bunda sudah mengambil lebih dari 70 batu kerikil karena rencana awal rombongan ini mau mengambil Nafar Sani. Ternyata banyak anggota rombongan yang kelelahan dan tidak sanggup untuk bernafar Sani, sepakat kita bernafar Awal yang hanya memerlukan 49 kerikil.

Nafar Awal artinya hari ini harus segera kembali menuju Mekkah.

Selesai melempar Jumrah yang terakhir, Ayah Bunda beserta rombongan segera menuju tenda di Mina untuk berkemas-kemas menuju Mekkah.

Ditengah jalan menuju tenda di Mina hujan besar. Subhanaallah...

Deras sekali hujan yang membasahi tanah gersang ini. Orang-orang Arab menari-nari ditengah air hujan yang dingin, gawatnya tenda Ayah dan Bunda bocor, kasur-kasur basah semua, sendal-sendal hanyut terbawa air. Banjir.

Syukur alhamdulillah tidak lama kemudian bis yang akan membawa ke apartemen datang. Sepanjang perjalanan banyak sampah-sampah yang hanyut terbawa air, ternyata negara ini tidak memiliki got untuk pembuangan air. Sebentar saja sudah banjir dimana-mana, macet.

Sampai di apartemen Bunda segera mandi dan mencuci baju-baju, Ayah yang jemur.

Selesai cuci mencuci Bunda dan Ayah makan malam dengan nikmat lalu segera sholat dan tidur nyenyak, nanti malam tepat jam 12 insya Allah Ayah dan Bunda masih harus melakukan Tawaf Wada.
Diposting oleh Keluarga Kecil Hidayat di 06.00 Tidak ada komentar:
Label: Haji 2010

Haji 2010 : Cerita di Mina

14 - 15 Nopember 2010

Jam 7.30 pagi waktu setempat Bunda, Ayah beserta rombongan sudah bersiap-siap menuju ke Mina. Tiap saat Bunda selalu berdoa dalam hati :

"Ya Allah, mudahkanlah perjalan ibadah Haji-ku dan suamiku, mudahkanlah kami dalam melakukan wukuf, lempar jumroh, tawaf dan Sa'i untukmu, mudahkanlah kami dalam berhadas besar dan berhadas kecil, amin.. amin.." 

Iya, tiap detik Bunda mengulang-ulang doa itu karena Bunda benar-benar perlu pertolongan Allah agar semua dimudahkan. Melihat jutaan orang akan berada di tempat yang sama duh, urusan hadas besar dan hadas kecil takut bermasalah nih... mudahkan ya Allah..

Semua sudah siap perlengkapan untuk di Mina, Muzdalifah dan Arafah sudah siap, yang Bunda bawa itu adalah :

1. Baju ganti 1 pasang (untuk jaga-jaga aja sih, takut baju ihromnya kotor)
2. Perlengkapan mandi
3. Sandal
4. Payung lipat kecil
5. Buku-buku doa dan al-Quran kecil
6. Platik untuk batu kerikil
7. Plastik untuk sampah atau baju kotor
8. Botol untuk semprot air mengingat disana panas luar biasa
9. Obat-obatan termasuk sunblock dan body lotion
10. Masker wajah supaya debu gak masuk hidung dan mulut
11. Gunting kecil untuk tahalul
12. Perlengkapan sholat
13. Pantyliner dan pembalut wanita
14. Pakaian dalam (Bunda beli CD sekali pakai yang langsung buang, jadi gak repot-repot cuci2)
15. Senter kecil

Nah, hanya segitu saja sih yang Bunda bawa, tapi ternyata masih ada yang kurang dan harus kita bawa :
1. Kabel listrik pemanjang, karena kontak listrik adanya di atas tiang tenda jadi perlu ditarik lebih panjang ke bawah berguna untuk mencharge HP ato kamera.
2. Pisau yang bisa dimanfaatkan untuk mengupas buah-buahan, kalau ada yang model pisau McGyver sejenis pisau Victorinox yang isinya ada pisau, obeng lengkap, Ayah dan Bunda sudah beli sayang orang travelnya nakut2in, katanya gak usah dibawa, huuu sebel.. padahal perlu banget nih pisau...
3. Walaupun Ayah dan Bunda ikut ONH plus yang makanannya sudah terjamin tapi ternyata masih perlu juga bawa abon atau dendeng atau rendang kering untuk menambah nafsu makan.
4. Perlu banget bawa tissue basah atau kering
5. Bawa kain batik tipis untuk alas tidur karena kasur-kasur di tenda itu cenderung berdebu.
6. Tetes mata juga perlu



Ini suasana didalam tenda di Mina

Sampai di Mina ternyata bisnya tidak boleh masuk, harus muter-muter dulu jauh.
Ayah dan Bunda ada di maktab 100, tendanya ber AC dengan kasur-kasur tipis dan bantal. Segera Bunda cari tempat strategis dengan kasur yang empuk dan bantal yang besar he he. Bunda tidur diantara tante Iceu dan tante Rina, didepan Bunda ada Bundanya tante Nisa dan tante Nisa serta tante Ani. Siip..sipp.. alhamdulillah...



Ini krupuk warna-warni dan daging disemur yang selalu ada di tiap menu
 Eee baru aja selonjoran ternyata sudah disuruh makan, menunya enak semur daging, capcay dan kerupuk warna-warni yang ada bumbunya. Lapaaarrr... kebetulan tenda Bunda ini pas didekat tempat makan.

Selesai makan Bunda jalan-jalan lihat situasi di sekitar tenda. Ternyata tenda Bunda itu berdekatan dengan toilet untuk pria tapi untuk ke toilet wanita cukup jauh jaraknya, pertama kali ke toilet wanita Bunda nyasar loh, gak nemu tendanya, tapi akhirnya setelah berkeliling yaa ketemu juga.. :) akibat nyasar itu Bunda jadi tahu letak dapur umumnya. Wah, panci-pancinya gede banget..


Ini dapur dan panci besarnya, dapurnya bersih loh!
 Tenda Bunda itu terletak didekat pintu keluar, diluar ternyata ada bukit-bukit tempat orang-orang dari negara lain mendirikan tenda-tenda, ada dari Afrika, Arab dll Diluar sana juga banyak tukang jualan, baju-baju, peci, sendal bagus-bagus barangnya dan murah-murah sayang Bunda gak minat beli karena belum legaa laa wong ritual hajinya belum selesai.

Ini diluar tenda nih, mataharinya terik tapi anginnya dingin

Diatas sana banyak yg mendirikan tenda juga
 

Jualan diluar tenda...
 nah, itu dia sedikit cerita tentang di Mina, intinya harus sabar, konon katanya kalau kita bisa bersabar di Mina maka kita insya Allah akan bertahan menghadapai kerasnya dunia. Karena konon di Mina ini sangat mudah untuk marah, untuk emosi menghadapi beragam orang, ada yang menjengkelkan, ada yang baik, ada yang lekas marah, ada yang tidak sabaran, ada yang ingin dilayani terus pokoknya beragam orang.

Belum lagi masalah hadas besar dan hadas kecil duh, sudah antri, kebelet eee orang yang di toilet malah mandi lama sekalian cuci baju, kebangetan.. di Mina gak usah cuci bajulah.. kotor dikit gak papa la wong cuma beberapa hari aja.. cukup bawa baju salin 2, yg kotor masukin ke tas nanti di hotel baru di cucinya. Beres gak bikin orang lain kesel.

Demikian cerita Bunda, nanti lanjut lagi yaa...

Diposting oleh Keluarga Kecil Hidayat di 03.00 Tidak ada komentar:
Label: Haji 2010

Haji 2010 : Ulang Tahun paling berkesan

Hari itu tanggal 14 Nopember 2010,

Yaa, hari ini Bunda ulang tahun!

Seneng banget kali ini ulang tahunnya di negara para nabi, duh, alhamdulillah, ini kado terindah dalam hidup Bunda.

Dan rencananya pada hari ini jadwal kita untuk ke Mina untuk Tarwiyah, persiapan menuju Arofah.
Jam 3 subuh Bunda sudah bangun dan siap-siap mandi, seperti biasa antri jadi harus bersabar.

Kemarin Bunda sudah telp mas Arka dan dd Argi, katanya mas Arka dapet reward dari pelajaran matematika, waah, Bunda bangga sekali dengarnya! Bunda sangat-sangat senang mendengar suara mas Arka dan dd Argi yang terdengar ceria, Bunda kangen banget waktu itu, ingin peluk mas dan dd Argi segera fiiuhh, tapi perjalanan ibadah ini masih panjang, harus Bunda tahan rasa rindu Bunda ini. Bunda telp mas Arka sekitar 14 menit total menghabiskan 36 RY he he he gak papa, yang penting Bunda senang, begitu kata Ayah. Iya lah Bunda senang banget. la wong mas Arka dan dd Argi rebutan teriak-teriak "selamat ulang tahunn Bundaaaa..! Selamat Ulang Tahun Bunda...!"

Duh, senaaaangnya..

Tante Mamey juga datang kekamar Bunda pagi-pagi ini untuk kasih selamat ulang tahun ke Bunda, akhirnya teman-teman satu kamar juga kasih ucapan ulang tahun rame-rame.. alhamdullillah.. semoga semua doa diijabah Allah SWT.

Amin..

Terima kasih Ayah sayang, ulang tahun di negara para Nabi adalah kado terindah dari Ayah.. mmuaaahh!
Diposting oleh Keluarga Kecil Hidayat di 02.00 Tidak ada komentar:
Label: Haji 2010

Haji 2010 : Perlengkapan yang harus dibawa

Ini perlengkapan yang dibawa selama beribadah Haji, bisa ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan, semoga bermanfaat eh, ini untuk perempuan ya, kalau untuk Bapak-bapaknya tinggal dikurangi beberapa poin deh ^^v
  1. Baju Ihram 2 stel : karena celananya cenderung tipis, bisa diganti celana lain yang berwarna gelap dan mudah digulung sehingga memudahkan kita saat berwudhu dan ke kamar mandi. Atau kalau Bunda sih pake celana senam warna putih didalamnya, jadi doble, anget juga. Kalau berangkat termasuk gelombang 2, dipakai sejak dari Indonesia karena begitu datang langsung umroh wajib, dan miqatnya di atas pesawat.
  2. Baju Atasan non Ihram 3 buah : usahakan yang panjang (kalau bisa sampai selutut) dan tidak ketat, Bunda bawa gamis panjang saja warna gelap dengan celana panjang jadi bawaannya gak terlalu banyak, disana cuci baju cepet kering kok.
  3. Celana Panjang 2- 3 buah : Lebih baik berwarna gelap, tidak mudah kotor, tidak membayang, dan yang mudah digulung
  4. Jaket 1 buah : untuk di pesawat dan di Madinah yang anginnya dingin banget, tapi pake jaket telor asinnya Jemaah Indonesia juga cukup kok. 
  5. Atasan mukena 2 buah : Gak perlu bawa bawahannya atau bawa saja jilbab panjang untuk sholat. 
  6. Jilbab panjang 3 buah dan dalemannya : usahakan yang menutup sampai dada, tidak harus putih
  7. Sajadah tipis 1 buah
  8. Kaos kaki 3 pasang : tebal dan berwarna gelap lebih baik, tidak perlu yang berjari
  9. Pakaian Dalam 6 stel : Bunda hanya bawa bra saja
  10. Disposible Panties : Bunda bawa banyak, dan gak bawa celana dalam, lumayan jadi gak repot-repot cuci pakaian dalam 
  11. Pantyliners 2 Pak
  12. Pembalut wanita secukupnya (sesuaikan dengan kebiasaan haid)
Peralatan Tidur
  1. Pakaian tidur 2 stel : Usahakan bukan daster
  2. Kain panjang 2 lembar bisa untuk sprei dan selimut tidur, kain batik lebih baik : Bunda gak bawa ini, jadi waktu di Mina terasa berdebu kasurnya.
  3. Sarung bantal 2 lbr : Ini juga Bunda gak bawa nih.. :(, perlu untuk di Mina.
Alas kaki
  1. Sepatu tidak bertali 1 pasang
  2. Sandal jepit untuk ke kamar mandi 2 pasang, disana banyak dijual juga sih
Perawatan Tubuh dan Wajah
  1. Pelembap wajah
  2. Tabir surya
  3. Pelembap tubuh 
  4. Pelembap bibir
  5. Bedak
  6. Sabun mandi dengan pelembap kalau bisa ada yang non perfume
  7. Face Spray : bisa beli botol semprotan kecil bisa dipakai untuk berwudhu ketika dipesawat, waktu kepanasan di Mina atau di Arafah. 
  8. Sikat gigi
  9. Odol
Catatan:
  • Pelembap sebaiknya dipakai segera setelah mandi, saat kulit masih lembap agar kerjanya lebih efektif, ditambah perbanyak asupan cairan yang akan menjaga kelembapan kulit karena cuaca disana cenderung kering, bikin bibir pecah-pecah dan berdarah, telapak kaki pecah-pecah juga. 
  • Jika dibawa di tas tenteng, pastikan kemasannya tidak melebihi 100 ml. Sedang yang untuk di koper bisa bebas.
Obat - Obatan:
  1. Pil Penunda Haid
  2. Obat-obatan bagi penderita penyakit kronis (DM, Hipertensi, Hiperkolesterol, Asma, Alergi)
  3. Analgesik/ Antipiretik atau obat penghilang rasa sakit lainnya
  4. Anti mabuk perjalanan
  5. Oralit / Obat Diare
  6. Obat Sembelit
  7. Obat demam
  8. Obat sakit kepala
  9. Obat Antibiotik
  10. Obat maag
  11. Obat batuk dan pilek
  12. Minyak kayu putih
  13. Krim analgesik (counterpain, atau balsam yang biasa dipakai usahakan yang tidak menimbulkan rasa dingin)
  14. Vitamin atau suplemen
  15. Masker mulut dan hidung
  16. Betadine
  17. Plester handyplast
Catatan:
  • Untuk obat-obatan sebaiknya di bawa di tas tenteng.
  • Pil penunda haid harus diminum pada jam yang sama untuk itu konsultasikan dengan benar waktu penggunaan pil penundaan haid ini dengan dokter
Buku - buku
  • Al Qur’an kecil
  • Rangkuman Do’a
  • Bahan2 bacaan manasik haji lainnya
  • Notes atau catatan plus bollpoint nya
Lain-lain
  1. Setrika Kecil yang bisa dilipat
  2. Kamera Digital
  3. Camcorder (optional)
  4. Memory Card Cadangan
  5. Handphone plus chargernya
  6. Gantungan baju yang bahan kawat biar tidak terlalu berat
  7. Deterjen untuk cuci baju,
  8. Gunting Kecil harus masuk koper
  9. Gunting Kuku
  10. Tali buat gantungan baju
  11. Alat tulis
  12. Sewing kit (alat cukur)
  13. Senter + Batere cadangan
  14. Kabel listrik ekstensi (buat aja dengan panjang kira-kira 2m)–> wajib bawa!!!
  15. Kaca mata hitam + talinya
  16. Payung kecil
  17. Sikat cuci baju
Isi Tas saat ke Arafah
  1. Pakaian Ihram cadangan
  2. Kantong untuk kerikil melempar jumrah
  3. Jaket
  4. Buku Do’a
  5. Al Qur’an
  6. Kaus kaki
  7. Sepatu tanpa tali/ Sandal Gunung
  8. Kamera –> batere terisi penuh
  9. Handphone –> batere terisi penuh
  10. Disposible panties
  11. Pantyliners
  12. Obat2an Pribadi
  13. Peralatan mandi (yang tidak wangi)
  14. Gunting Rambut
  15. Senter + Batere Cadangan
  16. Kabel listrik extention
  17. Kaca mata hitam + talinya
  18. Makanan pembangkit selera : Coklat, Abon, rendang kering, sambel pecel, dendeng dll 
  19. Payung kecil
  20. Sajadah tipis
  21. Masker hidung dan mulut
  22. Sandal jepit
Semoga bermanfaat yaa... kurang lebihnya disesuaikan saja..
Diposting oleh Keluarga Kecil Hidayat di 01.10 Tidak ada komentar:
Label: Haji 2010
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.

♥ me on facebook ♥

Daisypath Friendship tickers

Blog Design by Gisele Jaquenod

Work under CC License

Creative Commons License